Kota terbesar di wilayah Chugoku terletak di Hiroshima. Selain itu, kota-kota besar lainnya adalah Kota Okayama, Kota Kurashiki (Prefektur Okayama), dan Kota Fukuyama (Prefektur Hiroshima). Sepanjang sisi Laut Pedalaman Seto di Sanyo telah berkembang menjadi kawasan industri, jalur kereta api dan jalan raya terbentang menghubungkan antar kawasan. Selain itu, ada beberapa fasilitas kereta malam yang beroperasi antara Stasiun Kota Izumo dan Stasiun Tokyo di Prefektur Shimane, memakan waktu sekitar 12 jam untuk sekali jalan. Kereta malam ini populer karena selain menjadi media transportasi, pengunjung juga bisa merasakan perjalanan nostalgia.
Wilayah Chugoku diapit oleh dua laut, Laut Jepang di sisi utara (San’in) dan Laut Pedalaman Seto di sisi selatan (San’yo). Itulah sebabnya tidak banyak daerah dataran sehingga banyak daerah pemukiman yang berada di area pegunungan. Musim dingin di daerah San’in lebih ekstrem dan merupakan daerah yang sering dilanda badai salju. Sedangkan daerah San’yo dapat dikatakan memiliki sedikit curah hujan di sepanjang tahun, tetapi badai hujan cukup sering terjadi di musim panas.
Kuil Itsukushima di Prefektur Hiroshima adalah tempat wisata populer bagi turis asing karena kuil yang dibangun di dekat laut itu menunjukkan pemandangan misterius karena pasang surutnya air. Selain itu, Kota Tottori memiliki guguk pasir terbesar di Jepang, yaitu Tottori Sand Dunes.
Kota Hiroshima dikenal oleh banyak orang sebagai kota pertama dalam sejarah dunia yang kejatuhan bom atom. Kubah Bom Atom di Taman Monumen Perdamaian terdaftar sebagai situs warisan dunia sebagai bangunan yang menyampaikan kekejaman dan kehancuran senjata nuklir.
Daerah San’in merupakan daerah yang mempunyai hubungan dengan mitos kuno Jepang seperti “Inaba no Shirousagi” dan “Yagi Daija”. Kuil Izumo Taisha di Prefektur Shimane sekarang dikenal sebagai kuil perjodohan, tetapi kuil ini juga merupakan tempat di mana legenda yang berkaitan dengan Jepang kuno tetap ada.
Kota Hiroshima identik dengan banyaknya turis asing dari Amerika Serikat, Australia, dan Inggris yang datang untuk berwisata atau demi keperluan penelitian yang berkaitan dengan perang, seperti Kubah Bom Atom. Ada 50 pusat informasi untuk turis asing yang tersebar di Kota Hiroshima.
Selain itu, Hiroshima Islamic Cultural Center dibangun sebagai upaya dari pemerintah agar wisatawan Muslim bisa berkunjung dengan tenang.