2022.06.27 up

Masyarakat Jepang yang Menikmati Hujan

Jepang memiliki empat musim yang disebut shiki, dan iklim akan berubah secara drastis sepanjang tahun. Sejak dahulu, masyarakat Jepang gemar menikmati shiki karena pemandangan serta makanan yang selalu berubah setiap musimnya.

Pada bulan Juni―bulan yang sering turun hujan―biasanya disebut periode tsuyu. Hujan akan turun setiap hari hingga meningkatkan kelembaban, tetapi masyarakat Jepang menemukan keseruan tersendiri di musim hujan sejak dahulu kala. Nah, pada artikel ini kami akan memperkenalkan hubungan antara masyarakat Jepang dengan hujan.

Ajisai, Bunga yang Mewarnai Musim Hujan

Bunga yang mekar pada musim hujan di Jepang adalah Ajisai (Hydrangea). Bunga merah, biru, dan ungu menambah warna pemandangan kota yang diguyur hujan sehingga menarik perhatian masyarakat.

Kuil Meigetsu-in yang terletak di Kota Kamakura, Prefektur Kanagawa merupakan objek wisata yang juga dikenal sebagai “Kuil Ajisai”. Di sekelilingnya tertanam sekitar 2.500 bunga Hime Ajisai, dan warna biru dari bunga “Meigetsu-in Blue” yang fantastis akan memenuhi seluruh area ketika musim mekar tiba.

Kota Kamakura・Ajisai di Kuil Myogetsu

Ratusan Julukan untuk Hujan

Hujan memiliki hubungan yang sangat dekat dengan masyarakat Jepang. Ada ratusan julukan untuk hujan berdasarkan dari cara terjadi hingga periodenya, dan masing-masing memiliki sebutan yang indah dan unik dalam bahasa Jepang.

◆Samidare (Hujan di Bulan Mei)

Hujan yang turun dalam jangka waktu panjang dari akhir bulan Mei hingga awal bulan Juli.

◆Yuudachi (Hujan di Sore Hari)

Hujan lebat yang turun pada sore hari di musim panas, dan terkadang ada petir. Dalam beberapa tahun terakhir ini, hujan turun begitu deras hingga menimbulkan bencana yang disebut “Hujan Badai Gerilya”.

◆Shigure (Hujan yang Turun Sementara)

Hujan yang berhenti secara mendadak, biasanya turun pada musim gugur hingga musim dingin.

◆Kitsune No Yomeiri (Pengantin Rubah)

Hujan yang turun di hari yang cerah. Sebutan ini muncul karena orang zaman dahulu berhalusinasi akan berubah menjadi rubah pada saat hujan.

Payung Bermekaran bagai Bunga saat Musim Hujan di Jepang

Jepang disebut sebagai “surga payung” karena menggunakan payung sebanyak 120-130 juta per tahun. Terutama saat musim hujan, kita tidak akan pernah lepas dari payung. Jepang memiliki beragam jenis payung yang mudah untuk dibeli, seperti payung yang memiliki performa tinggi dan tidak mudah patah dari angin kencang, payung dengan desain beragam warna, payung lipat yang dapat dimasukan ke dalam tas, payung yang digunakan untuk melindungi dari sinar matahari, serta payung plastik bening yang dapat dibeli minimarket. Selain itu, ada juga payung tradisional yang dibuat oleh pengrajin selama ratusan tahun.

Jadi, jika suatu saat nanti mengunjungi Jepang, cobalah untuk mencari payung favorit anda. Selain itu, disarankan juga untuk mengunjungi museum sejarah Prefektur Kanagawa yang memamerkan peralatan pembuatan payung.

Yuk, cek link Kanagawa Prefectural Museum of Cultural History di sini!