Demi Mimpinya untuk Membuka Restoran Yakiniku di Indonesia dan Jepang, Deni Berperan Aktif Sebagai Wakil Pemimpin.
Untuk mewujudkan impian bekerja di Jepang, Deni mulai berusaha keras sejak lulus dari SMA.
Sejak masih di bangku sekolah, Deni sudah memiliki impian untuk bekerja di Jepang. Setelah lulus, ia bekerja di pabrik suku cadang milik perusahaan otomotif besar sebagai operator yang bertugas mengoperasikan dan memantau jalur produksi.
“Di pabrik, tanpa kemampuan bahasa Jepang sulit untuk naik jabatan lebih tinggi dari operator, dan proses kenaikan pangkat pun memakan waktu lama. Saya ingin mendapatkan upah yang lebih tinggi dan mewujudkan impian bekerja di Jepang, jadi saya menabung selama dua tahun lalu melanjutkan kuliah di universitas dengan jurusan bahasa Jepang.”

Terpesona oleh yakiniku khas Jepang, yang terkenal dengan perhatian terhadap potongan daging dan teknik memasaknya.

Selain impian untuk bekerja di Jepang, Deni juga memiliki satu impian besar lainnya yaitu memiliki restoran yakiniku miliknya sendiri.
“Orang tua saya memiliki usaha restoran di Indonesia, dan saya sering membantu mereka. Saat melihat pelanggan mengucapkan terima kasih dengan tulus, saya merasa puas dan mulai menyukai dunia kuliner. Alasan saya tertarik pada yakiniku adalah karena restoran yakiniku di Jepang sangat memperhatikan bagian daging dan saus yang digunakan. Di Indonesia, orang jarang memperhatikan perbedaan bagian daging, sedangkan di Jepang setiap bagian seperti lidah, paha, atau harami memiliki bumbu dan cara panggang yang berbeda. Menurut saya, hal itu sangat menarik dan mendalam.”
Untuk mewujudkan impiannya, pada Oktober 2022 Deni bergabung dengan perusahaan Nomuno Co., Ltd., yang dikenal sebagai pengelola restoran yakiniku “Takibiya Shibuya Ten” yang terkenal dengan menu “Niku no Himaraya”. Awalnya, ia ditempatkan di restoran izakaya bergaya Jepang bernama “Suginoko” di Bandara Haneda, yang dikelola oleh perusahaan terkait, M&Operation. Di sana, ia belajar dasar-dasar bekerja di industri kuliner Jepang.
Kemudian, setelah menyampaikan keinginannya yang kuat untuk bekerja di restoran yakiniku, pada tahun 2025 ia dipindahkan ke “Takibiya Shibuya.” Saat ini, ia berperan sebagai asisten pemimpin di restoran tersebut, tidak hanya menangani memasak dan melayani pelanggan, tetapi juga terlibat dalam tugas manajemen seperti pemesanan bahan, penjadwalan shift, dan pelatihan staf paruh waktu.

Hal yang paling ditekankan Deni dalam manajemen adalah sikap “mejaga restoran bersama sebagai satu tim.” Ia memberikan bimbingan bertahap tidak hanya kepada karyawan tetap, tetapi juga kepada staf paruh waktu, melihat mereka bukan sekadar tenaga kerja, melainkan individu yang dapat mengembangkan kemampuan mereka.
“Awalnya saya sempat khawatir karena di restoran ini sebelumnya hanya ada staf orang Jepang, dan saya tidak yakin bisa menyesuaikan diri. Tapi sekarang kami saling mendukung sebagai satu tim dan menikmati hari-hari yang penuh makna. Di perusahaan ini, saya juga diberi kesempatan untuk mencoba hal-hal baru, jadi sangat banyak yang bisa saya pelajari.”
Ia bercita-cita membuka restoran yakiniku miliknya sendiri di Jepang dan Indonesia.
Saat ini Deni bekerja di Jepang sebagai Peserta Tokutei Gino (Tipe 1), namun ia terus belajar untuk memperoleh sertifikasi Peserta Tokutei Gino (Tipe 2) agar dapat tinggal lebih lama di Jepang. Di perusahaan Nomuno, Direktur Hiroshi Sakurai menyediakan tes bulanan bagi staf asing, yang dibuat berdasarkan soal ujian sebelumnya dan pengalaman pribadinya. Deni juga memanfaatkan hari liburnya untuk belajar dengan tekun.
Dengan menjadikan mimpinya sebagai sumber semangat, Deni terus berusaha setiap hari dan menutup ceritanya dengan pesan berikut:
“Di masa depan, saya ingin membuka restoran di Jepang dan Indonesia seperti Pak Sakurai. Memang ada banyak kesulitan, tapi karena saya punya mimpi, saya bisa terus maju. Untuk teman-teman Indonesia yang ingin bekerja di Jepang, pikirkan secara jelas apa yang membuat kalian tertarik pada Jepang dan mengapa kalian ingin bekerja di sana. Kalau kalian bisa memahami itu, jalan yang harus ditempuh akan terlihat.”

Indonesia