Bermimpi Bekerja di Dapur Supermarket, Sajikan Cita Rasa Asli dengan Sentuhan Lokal

CAHYA MAULIDINI KHALIKA
Kelahiran 2004
Asal Kota Sukabumi, Jawa Barat
SANZEN Co., Ltd.
Wujudkan Mimpi Bekerja di Jepang, Kini Bekerja Sesuai Harapan di Bidang Kuliner
Cahya, yang menempuh pendidikan di sekolah kejuruan kuliner di Indonesia, datang ke Jepang sebagai peserta magang teknis pada usia 18 tahun. Sejak kecil, ia sudah tertarik dengan budaya Jepang lewat anime seperti Doraemon, sehingga sangat menantikan kesempatan untuk bekerja di Jepang.
Cahya diterima di perusahaan SANZEN, yang mengelola jaringan Supermarket Sanzen di Kota Kakegawa, Prefektur Shizuoka. Cahya kemudian ditempatkan di bagian makanan siap saji.
“Saya sangat senang bisa bekerja di Super Sanzen, karena saya suka memasak dan ingin menjadikannya sebagai pekerjaan,” tuturnya.

Sejak tahun 2017, Sanzen telah menerima peserta magang teknis dari Indonesia. Perusahaan ini memiliki budaya kerja yang mendukung, tidak hanya para senior sesame pemagang, tetapi seluruh karyawan termasuk pekerja paruh waktu turut memberikan bimbingan dengan antusias.
“Para karyawan dan senior saya sangat ramah dan dengan sabar mengajarkan pekerjaan, jadi saya tidak emngalami kesulitan besar,” ujar Cahya.
“Dari semua masakan Jepang yang saya pelajari, yang paling berkesan adalah membuat nikujaga (daging sapi dan kentang). Di Indonesia ada makanan serupa, jadi saya cepat akrab dengan rasanya. Karena kami Muslim, biasanya kami menggunakan daging sapi. Rasanya Bahagia sekali jika bisa membuat masakan yang benar-benar menonjolkan rasa umami dari dagingnya.”
Supermarket Sanzen dikenal sebagai supermarket yang unik dan berbeda dari toko lainnya, dengan fokus pada bahan makanan pilihan dan pengembangan produk yang berakar pada kebutuhan lokal, salah satu menu orisinal yang sangat populer adalah nasi goreng buatan Cahya dan rekan-rekannya.
“Karena ini kesempatan langka, saya ingin menyajikan rasa otentik kepada pelanggan. Jadi kami juga menggunakan bumbu khas yang belum banyak dikenal di Jepang,” jelasnya.
Salah satunya adalah kemiri (dalam bahasa Jepang disebut candle nut), bumbu yang biasa disangrai sebelum digunakan. Karena sangat jarang ditemukan di Jepang, mereka membelinya lewat toko online luar negeri, atau bahkan meminta bantuan langsung kepada presiden direktur perusahaan saat sedang dinas ke Indonesia melalui layanan jejaring sosial. Meskipun mempertahankan cita rasa otentik Indonesia, Cahya dan tim juga memperhatikan selera konsumen Jepang. Mungkin karena kombinasi rasa yang pas dan semangat di baliknya, nasi goreng buatan mereka kerap habis terjual dan mendapat respons sangat baik dari pelanggan.

Tingkatkan Kemampuan Bahasa Jepang demi Bisa Bekerja Lama di Jepang yang Saya Cintai
Cahya berasal dari Kota Sukabumi, Jawa Barat, yang dikenal sebagai daerah wisata dengan keindahan alam seperti air terjun dan hutan hujan tropis.
“Kota Kakegawa, tempat lokasi Supermarket Sanzen dan apartemen kami berada, terasa lebih sepi dibandingkan Sukabumi. Tapi saya justru menyukai suasananya yang tenang dan damai, jadi sangat nyaman untuk saya,” ujarnya.
Salah satu tempat favorit Cahya di sekitar tempat tinggalnya adalah Kakegawa Kachoen, taman bunga dan burung dengan rumah kaca besar tempat pengunjung bisa berinteraksi langsung dengan berbagai jenis burung.
“Saya suka burung dan bunga. Alam Indonesia juga indah, tapi tempat seperti ini punya keunikan tersendiri yang berbeda dengan kampung halaman saya.”

Di waktu luang, Cahya tidak hanya menjelajahi Prefektur Shizuoka, tetapi juga sering bepergian ke kota-kota besar seperti Tokyo, Nagoya, dan Kyoto.
“Saya punya teman dari Indonesia yang tinggal di Okayama, jadi kami janjian untuk bertemu di Kyoto, yang letaknya di tengah-tengah,” ceritanya sambil tersenyum.
Sejak datang ke Jepang, rasa cintanya terhadap negeri ini justru semakin dalam. Ia pun masih punya banyak hal yang ingin dilakukan di Jepang.
“Kalau bisa, saya ingin terus bekerja lebih lama di Jepang dengan memanfaatkan program Tokutei Ginou. Saya juga tertarik untuk kuliah, dan kalau memungkinkan, saya ingin melanjutkan pendidikan di universitas atau sekolah kejuruan di Jepang.”
Saat ditanya apakah ada pesan untuk teman-teman atau adik kelas dari Indonesia yang juga ingin bekerja di Jepang, Chahya menjawab:
“Saya benar-benar merasakan bahwa semakin baik kemampuan bahasa Jepang kita, pekerjaan akan jadi lebih mudah, dan kita bisa lebih menikmati budaya serta kehidupan di Jepang. Karena itu, saya sarankan jangan hanya membaca buku, tapi aktiflah menggunakan bahasa Jepang dalam percakapan sehari-hari. Saya sendiri selalu berusaha berlatih, baik saat bekerja maupun saat jalan-jalan. Memang rasanya gugup kalau berbicara dengan orang yang tidak dikenal, tapi banyak orang Jepang yang ramah―sama seperti orang Indonesia, misalnya ketika kita bilang, ‘Sumimasen, mou sukoshi yukkuri hanashite moraemasuka? (Maaf, bisa bicara lebih pelan?), mereka pasti akan berusaha memahami dan membantu. Jangan takut!”