Updated July 9th, 2025
Penanggung Jawab SDM Akagi Nyugyo Co., Ltd.

Kontribusi Pemagang hingga Tokutei Ginou dalam Produksi Es Krim Populer Jepang

Asisten Manajer Yusuke Yamazaki
Asisten Kepala Staf Yasunari Tomita

Department Operasional, Divisi Manajemen SDM
Akagi Nyugyo Co. Ltd.

Akagi Nyugyo Co., Ltd. adalah salah satu produsen es krim terkemuka di Jepang, dengan salah satu produk populernya, yakni seri Garigari-kun. Di dua pabrik yang berlokasi di Kota Fukaya dan Kota Honjo, Prefektur Saitama, banyak tenaga kerja asal Indonesia terlibat dalam proses produksinya. Untuk memahami latar belakangnya lebih dalam, kami berbincang dengan Yusuke Yamazaki dan Yasunari Tomita, penanggung jawab SDM di perusahaan ini.

Kemampuan bahasa Jepang Meningkat melalui Kegiatan “Bertukar Buku Harian” dengan Staf Jepang

――Apa latar belakang di balik keputusan perusahaan mempekerjakan tenaga kerja asing?

Yamazaki: Selama 20 tahun terakhir, kami telah menerima sekitar 20 pemagang teknis asing setiap tahunnya untuk bekerja di departemen manufaktur pabrik. Suatu saat, kami direkomendasikan untuk merekrut tenaga kerja asal Indonesia oleh organisasi pengawas pemagangan, karena Indonesia dikenal sebagai negara yang pro-Jepang, memiliki minat tinggi terhadap budaya Jepang, dan berkarakter nasionalis yang luar biasa.

Pada sekitar waktu yang sama, kami merasa sangat tersentuh setelah melihat program TV yang menayangkan kegiatan agen pengiriman lokal, sehingga kami mengalihkan fokus untuk merekrut tenaga kerja dari Indonesia pada tahun 2015.

――Bagaimana kondisi terkini terkait perekrutan tenaga kerja asal Indonesia?

Yamazaki: Sejak dua tahun yang lalu, kami juga mulai menerima Pekerja Berketerampilan Khusus (Tokutei Ginou), dan hingga saat ini ada sekitar 35 peserta Tokutei Ginou no. 1 yang saat ini terdaftar di Pabrik Fukaya dan Pabrik “5S” Honjo Senbonzakura. Kami tidak hanya merekrut tenaga kerja baru, namun juga mengadakan wawancara internal bagi pemagang teknis yang telah lulus ujian SSW dan memperbolehkan mereka yang sudah lolos ujian untuk lanjut bekerja di perusahaan kami. Karena para pekerja ini sebelumnya sudah berpengalaman selama masa magang, mereka mampu membimbing para junior, baik sesama pekerja Tokutei Ginou maupun pemagang teknis yang baru datang, sehingga tercipta siklus pembelajaran yang berkelanjutan dan saling mendukung di tempat kerja.

Namun, belakangan ini perusahaan-perusahaan besar juga mulai melirik tenaga kerja dari Indonesia, sehingga semakin sulit mendapatkan SDM yang unggul. Karena itu, kami terus melakukan perbaikan pada sistem dan tunjangan, termasuk gaji, agar bisa mempertahankan dan menarik lebih banyak tenaga kerja berkualitas serta menciptakan lingkungan kerja yang stabil dan aman bagi mereka.

――Kriteria apa saja yang menjadi pertimbangan saat wawancara?

Tomita: Ada dua poin utama yang kami perhatikan. Pertama, apakah calon memiliki minat dan kepedulian yang kuat terhadap bahasa, budaya, dan masyarakat Jepang. Orang-orang dengan motivasi tinggi seperti ini biasanya tetap semangat bekerja setelah tiba di Jepang dan tidak mudah kehilangan motivasi. Selain itu, calon yang bertekad untuk mengembangkan keterampilan tertentu dan berencana bekerja di Jepang dalam jangka waktu lama akan menjadi nilai tambah.

Kami tidak terlalu memperhatikan level JLPT mereka. Selama mereka bisa berbicara sedikit bahasa Jepang dan mau belajar serta bekerja keras setelah bergabung, itu sudah cukup bagi kami.

――Sejauh mana kemampuan bahasa Jepang diperlukan untuk pekerjaan ini?

Yamazaki: Di dalam pabrik tersedia manual kerja dalam bahasa Indonesia, dan banyak pekerja senior asal Indonesia yang siap membantu. Sehingga para pekerja tetap bisa menjalankan tugas tanpa kendala karena lingkungannya sudah dipersiapkan dengan baik meski belum percaya diri dengan kemampuan bahasa Jepang. Meskipun begitu, sebagian besar pekerja yang datang sudah memiliki kemampuan dasar berbahasa Jepang, sehingga tanpa kami minta pun mereka belajar sendiri dan berkembang menjadi lebih baik. Mereka mampu berkomunikasi dengan staf Jepang dengan baik bahkan tanpa membutuhkan waktu lama.

Tomita: Sebagai salah satu kegiatan lanjutan sebagai bentuk dukungan yang dilakukan oleh perusahaan adalah “bertukar buku harian” dengan para staf Jepang. Kami meminta mereka untuk menulis kegiatan sehari-hari di buku harian dalam bahasa Jepang, seperti “Hari ini saya melakukan pekerjaan seperti ini di pabrik” atau “Ketika saya pulang, saya melakukan ini,” dan dikumpulkan setiap hari, bahkan di akhir pekan. Penanggungjawab Departemen Operasional akan membaca dan mengoreksi penggunaan bahasa Jepang, lalu mengembalikannya kepada para staf. Terkadang ada peserta yang menuliskan laporan sekaligus untuk beberapa hari. Namun, bagi mereka yang sedang belajar untuk JLPT, kegiatan ini justru menjadi sarana latihan bahasa Jepang yang bermanfaat.

Peran Penting Pekerja Indonesia dalam Kegiatan Operasional Pabrik

――Terkait Dukungan Keseharian dan Tunjangan Karyawan

Yamazaki: Para pemagang teknis (Ginou Jisshusei) dan pekerja Tokutei Ginou tinggal di apartemen sewaan perusahaan dekat pabrik. Begitu tiba di Jepang, perusahaan sudah menyiapkan perlengkapan rumah tangga, kebutuhan sehari-hari, dan stok makanan awal untuk menyambut mereka.

Tomita: Tentunya sangat melelahkan ketika bekerja delapan jam sehari dengan seragam pabrik yang menutupi dari ujung kepala sampai kaki. Untuk membantu staf menyegarkan diri dan menikmati kehidupan di Jepang, kami rutin mengadakan berbagai acara di perusahaan.

Kami mengadakan pesta penyambutan saat seseorang baru bergabung dengan perusahaan, seperti makan bersama di restoran yakiniku terdekat. Setiap bulan November, perusahaan juga mengadakan wisata bersama dengan berbagai pilihan tujuan. Tahun lalu, destinasi yang disediakan antara lain Hokkaido, Nasu, Tokyo, Yokohama, Okayama, dan Fukuoka. Biaya pribadi yang dikeluarkan bervariasi sesuai tujuan yang dipilih, namun karena staf bebas memilih destinasi favorit, kegiatan ini tentu sangat diminati.

Sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras telah menyelesaikan satu tahun program magang, para peserta biasanya diajak ke Disneyland untuk merasakan keramahtamahan (omotenashi) Jepang sebagai tema pelatihan. Kadang-kadang kami juga menyewa gedung olahraga untuk mengadakan kegiatan rekreasi demi memperkuat persahabatan antar rekan pabrik.

――Kesan kami terhadap Performa Tenaga Kerja Indonesia

Tomita: Mereka sangat ambisius, rajin, dan serius dalam bekerja. Keinginan mereka untuk bekerja lebih banyak bahkan lebih besar dibandingkan orang Jepang, terlihat dari inisiatif mereka yang aktif menawarkan diri untuk lembur. Kami sangat mengapresiasi sikap tersebut.

Dari segi kepribadian, mereka ramah dan mudah diajak bekerja sama, sehingga sangat mudah akrab dengan orang Jepang. Jika dibandingkan dengan tenaga kerja asing dari negara lain yang kadang terkena masalah, sejauh ini kami belum pernah mengalami hal serupa dengan pekerja asal Indonesia. Mereka bahkan selalu menyapa saya dengan senyum dan panggilan akrab, “Tomita-saaan~” Saya pun benar-benar merasa bahwa mereka adalah anak-anak yang luar biasa.

Meski kami yang seharusnya berperan sebagai pemberi dukungan, justru kehadiran merekalah yang memberi kami semangat dan ketenangan. Dukungan itu terasa tidak hanya dalam pekerjaan, tetapi juga secara emosional.

――Terkait Ujian JLPT dan Ujian SSW (Specified Skill Worker)

Yamazaki: Untuk Ujian Kemampuan Bahasa Jepang (JLPT), biaya pendaftaran awal akan ditanggung oleh perusahaan. Kami memang tidak mewajibkan atau mendorong secara khusus, namun peserta tetap memiliki kesempatan untuk mengikuti ujian N4 jika belum memilikinya, dan dapat melanjutkan ke N3 atas inisiatif sendiri.

Selain itu, bulan lalu salah satu karyawan yang bergabung sejak 2022 menjadi orang pertama di perusahaan kami yang berhasil lulus ujian Tokutei Ginou (SSW) tingkat 2. Kami pun tidak memiliki pengalaman maupun pengetahuan khusus dalam menghadapi ujian SSW tingkat 2. Karena itu, kami mendorong karyawan tersebut untuk belajar mandiri menggunakan materi yang tersedia secara publik, lalu mengadakan sesi belajar bulanan berdua untuk membahas bagian-bagian yang belum ia pahami.

Mereka yang berhasil mendapat visa Tokutei Ginou no. 2 memiliki kesempatan untuk bekerja secara permanen di Jepang. Karena itu, kami berharap mereka yang lolos dapat terus berkembang di perusahaan kami. Kami juga berkomitmen untuk memperkuat sistem dukungan bagi mereka yang akan mengikuti ujian SSW Level 2 di masa mendatang.

――Pesan untuk Tenaga Kerja Asing yang Ingin Bekerja di Jepang

Tomita: Saya pikir salah satu keuntungan besarnya adalah bisa bekerja di perusahaan yang membuat “Garigari-kun,” es krim terkenal seantero Jepang. Kami akan memberikan dukungan sepenuhnya jika bergabung bersama perusahaan, dan kami menantikan kedatangan tenaga kerja berbakat seperti Anda di Jepang.

Yamazaki: Saat ini, tenaga kerja asal Indonesia merupakan aset penting dari operasional pabrik. Mereka menunjukkan kemampuan yang setara dengan karyawan Jepang, sehingga kami menaruh harapan besar pada keberlanjutan kontribusi mereka. Ke depannya, kami berkomitmen untuk terus membenahi sistem perusahaan, termasuk meninjau kembali sistem evaluasi dan perlakuan bagi para pekerja Tokutei Ginou, agar mereka dapat bekerja dalam jangka panjang di Jepang.

Artikel Interview Perusahaan Jepang Lainnya