Membangun Jalur Rekrutmen Melalui Mitra Lokal dan Sekolah Bahasa Jepang di Indonesia

Fujimi Sangyo Co., Ltd.
Direktur & Kepala Divisi Perencanaan Bisnis
Koichi Maeda
Fujimi Sangyo Co., Ltd., menangani berbagai layanan kebersihan, mulai dari pemeliharaan gedung umum hingga hotel, rumah sakit, pabrik, dan sekolah. Mayoritas tenaga kerja asing di perusahaan ini berasal dari Indonesia. Kami berbincang dengan Koichi Maeda, Kepala Divisi Perencanaan Bisnis, yang terjun langsung ke lapangan untuk proses wawancara dan rekrutmen guna mengetahui latar belakang serta bagaimana jalur rekrutmen dibentuk.
Sekitar 90% Tenaga Kerja Asing Kami Berasal dari Indonesia

――Apa latar belakang perusahaan mulai aktif merekrut tenaga kerja asing?
Sejak sekitar tahun 2019, di internal perusahaan mulai muncul insiatif untuk lebih serius dalam merekrut tenaga kerja asing. Faktor utama nya adalah kekurangan staf pembersih hotel yang dikelola oleh cabang kami di Nagano. Kami kesulitan merekrut tenaga kerja muda lokal, jadi kami merekrut siswa dari sekolah bahasa Jepang di dekat kantor kami sebagai pekerja paruh waktu — mereka berasal dari Tiongkok, Vietnam, Filipina, dan Indonesia. Ternyata hasilnya sangat baik, sehingga seluruh perusahaan mulai melihat potensi tenaga asing dan akhirnya berlanjut ke perekrutan sebagai karyawan tetap.
――Bagaimana situasi rekrutmen saat ini?
Semua tenaga kerja asing kami saat ini direkrut sebagai karyawan tetap, jumlahnya hampir 50 orang. Lebih dari 40 di antaranya berasal dari Indonesia, sisanya dari Nepal, Kamboja, Filipina, dan Vietnam masing-masing satu orang. Yang pertama kali mendapatkan status Pekerja Berketerampilan Spesifik (selanjutnya disebut Tokutei Ginou) No.1 di perusahaan kami adalah orang Indonesia. Meskipun mereka akhirnya kembali ke negaranya, mereka memperkenalkan kenalan maupun teman di kampung halaman mereka yang tertarik bekerja di Jepang. Sejak saat itu, jumlah tenaga kerja Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Karena mereka juga mendapat penilaian baik dari rekan kerja Jepang di lokasi kerja, perusahaan pun makin semangat merekrut mereka.
Merekrut dari banyak negara berarti membutuhkan staf penerjemah lebih banyak. Dengan memfokuskan pada satu negara, beban manajemen dan adaptasi budaya serta kebiasaan dapat diminimalkan. Selain itu, sesama rekan sebangsa saling membantu dan berbagi pengalaman, yang menjadi keuntungan tersendiri.
――Melalui jalur apa saja proses rekrutmen dilakukan?
Mantan karyawan kami yang sudah kembali ke Indonesia mendirikan anak perusahaan di Indonesia, dan menjadi jembatan untuk pengiriman tenaga kerja ke perusahaan kami. Selain itu, pada Januari lalu kami membuka sekolah bahasa Jepang. Lulusan sekolah ini akan menjadi kandidat karyawan perusahaan kami. Selama masa persiapan, saya sendiri tinggal di lokasi untuk ikut serta dalam wawancara calon siswa. Dari sekitar 80 peserta ujian, 24 orang dinyatakan lulus.

Kami tidak hanya menekankan peningkatan kemampuan bahasa Jepang secara akademis, tapi juga menekankan kemampuan percakapan praktis dalam bahasa Jepang. Target kami bukanlah lulus JLPT N3 atau N2, tetapi kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Jepang dengan orang Jepang. Di atas semua itu, kriteria “tenaga kerja siap pakai” bagi kami adalah orang yang memiliki keterampilan kebersihan, meski kemampuan bahasanya masih terbatas. Setelah menguasai teknik merapikan tempat tidur (bed-making) di negara asal, mereka sudah bisa langsung bekerja di Jepang. Sehingga, kami juga dapat memberikan pelatihan teknis di Jepang. Kami sedang membangun mekanisme untuk menerima tenaga kerja asing yang potensial secara efisien.
Belajar Bahasa Jepang Setiap Minggu bersama Staf Penerjemah

――Apa yang paling diperhatikan saat wawancara?
Menurut saya, wawancara secara berkelompok dengan tatap muka langsung merupakan cara paling ideal untuk menilai kemampuan dan kepribadian pelamar. Sebelumnya, kami juga mengadakan wawancara daring, namun pernah terjadi pihak dari sekolah bahasa Jepang membantu plemar menjawab di luar layar. Oleh karena itu, kami lebih memilih wawancara secara langsung.
Yang kami perhatikan adalah ketulusan, keseriusan mempelajari bahasa Jepang, dan reaksi saat dihadapkan pada masalah. Kami sering menanyakan pengalaman sulit, cerita kegagalan, atau cara mengatasi stres — pertanyaan yang cukup sulit dijawab dalam bahasa Jepang. Kemampuan bahasa bisa diasah belakangan, tapi kepribadian yang jujur tidak bisa dipalsukan, jadi kami benar-benar teliti soal itu.
Selain itu, saat wawancara berkelompok, kami juga memperhatikan bagaimana sikap pelamar saat bukan giliran mereka — apakah mereka tetap menjaga postur tubuh, atau malah tampak tidak fokus. Karena ini adalah industri layanan, kami tidak ingin mereka bersikap seperti itu saat menghadapi pelanggan nantinya.
――Bagaimana kesan terhadap tenaga kerja Indonesia?
Orang Indonesia adalah yang paling cocok bekerja sama dengan orang Jepang, terutama dalam kerja tim. Ada kasus di mana tenaga kerja asing dari negara lain sulit menyesuaikan diri karena cenderung menyuarakan pendapat secara keras. Namun di Indonesia, tidak ada budaya untuk menegur atau memarahi orang lain di depan umum, jadi hampir tidak pernah terjadi konflik.
Di sisi lain, kadang mereka terlalu mengalah — bahkan ketika sebenarnya mereka tidak bersalah, mereka lebih memilih diam demi menjaga suasana tetap damai. Hal ini membuat sulit untuk mengetahui perasaan mereka yang sebenarnya.

――Apa saja dukungan yang diberikan kepada tenaga kerja asing di dalam perusahaan?
Kami mengadakan kelas bahasa Jepang 1–2 kali seminggu, yang dipimpin oleh staf penerjemah kami yang lulusan jurusan bahasa Jepang dari universitas di Indonesia. Kelas ini diadakan di lantai dua cabang Nagano tempat terbanyak tenaga kerja asing, sementara untuk cabang lain, materi dikirimkan dalam bentuk PDF dan mereka bisa ikut secara online. Saat ini fokus pada persiapan JLPT N4 dan N3, namun ke depan kami ingin mengajarkan kosakata praktis yang sering digunakan di lokasi kerja.
Kemudian, mengenai dukungan untuk Tokutei Ginou No.2, karena staf Tokutei Ginou No.1 kami sudah memasuki tahun ke-3 dan ke-4, kami akan mulai mempersiapkan nya secara serius. Kami juga mempertimbangkan untuk mengundang pengajar dari perusahaan lain sejenis yang sudah lebih dulu mengadakan kelas pelatihan untuk Tokutei Ginou No.2. Setelah memperoleh status ini, mereka juga dapat menjalankan peran sebagai pengawas atau manajer di lapangan, jadi kami sangat berharap mereka bisa tumbuh ke arah tersebut.
――Pesan untuk tenaga kerja asing yang ingin bekerja di Jepang
Bersikap terlalu lembut terhadap tenaga kerja asing belum tentu membantu mereka berkembang. Apabila mereka melakukan kesalahan, kami akan sampaikan dengan jujur lewat staf penerjemah kami, dan terus berdialog hingga mereka benar-benar paham. Terkadang mereka merasa pendekatan kami terlalu keras, namun kami juga memiliki tanggung jawab untuk melindungi tidak hanya tenaga kerja asing, tapi juga rekan kerja Jepang. Karena itu, kami mengambil sikap adil dan rasional, namun dengan tetap penuh semangat dan perhatian terhadap setiap individu. Kami ingin menjadi perusahaan yang menjunjung tinggi nilai hubungan antarmanusia yang saling peduli satu sama lain.