Updated by May 2nd, 2025
Penanggung Jawab SDM Shin-Nihon Building Service Co., Ltd.

Merekrut Tenaga kerja Asing Mulai dari Pekerja Paruh Waktu hingga Pemagang Teknis, Pekerja Berketerampilan Spesifik dan Karyawan Tetap

Shin-Nihon Building Service Co., Ltd. Manajer Departemen Pemasaran Tokyo

Karino Merlie

Shin-Nihon Building Service Co., Ltd., yang bergerak di bidang kebersihan hotel, sekolah, rumah sakit, dan pemeliharaan gedung di wilayah metropolitan Tokyo, telah berhasil merekrut banyak tenaga kerja asing dengan fokus pada pelatihan dan dukungan setelah mereka bergabung, tanpa memandang tingkat kemampuan bahasa Jepang mereka.

Kami berbincang dengan Karino Merlie, Manajer Departemen Penjualan Tokyo, yang berasal dari Filipina dan bertanggung jawab atas seluruh proses, mulai dari wawancara hingga dukungan terhadap tenaga kerja asing.

Tidak Memprioritaskan Kemampuan Bahasa Jepang dalam Wawancara Penerimaan

――Bagaimana situasi penerimaan tenaga kerja asing saat ini?

Dari 1.600 karyawan, sekitar 200 di antaranya adalah tenaga kerja asing (per 31 Maret 2024). Kewarganegaraan mereka berasal dari sekitar 20 negara, dengan Filipina sebagai negara yang paling banyak, yaitu 139 orang yang mewakili lebih dari setengahnya. Diikuti oleh Myanmar dengan 37 orang, Nepal dengan 29 orang, dan Vietnam dengan 16 orang, sementara Indonesia sebanyak 5 orang.

Di berbagai industri, kekurangan tenaga kerja Jepang semakin terdengar, dan perusahaan kami pun tidak terkecuali. Meskipun kami telah meningkatkan gaji dan membuka lowongan, hal tersebut tidak dapat menarik cukup banyak orang. Oleh karena itu, dalam beberapa tahun terakhir ini, kami harus mengandalkan tenaga kerja asing.

Sebelumnya, perusahaan ini banyak mempekerjakan tenaga kerja asal Cina karena ada karyawan yang berasal dari sana. Namun, sejak saya bergabung pada tahun 2017, jumlah tenaga kerja asing yang berasal dari Filipina yang merupakan negara asal saya, Myanmar, lalu ada Nepal dan Bangladesh, negara-negara yang menggunakan bahasa Inggris semakin meningkat.

――Apa metode utama yang digunakan untuk merekrut tenaga kerja asing?

Kami secara berkala mengunggah informasi lowongan pekerjaan di Facebook perusahaan dalam empat bahasa: Inggris, Nepal, Myanmar, dan Vietnam. Pelamar yang menghubungi kami biasanya adalah mahasiswa yang mencari pekerjaan paruh waktu dan warga asing yang sedang mencari pekerjaan di Jepang. Banyak dari mereka merupakan orang-orang kompeten dan fasih berbahasa Inggris maupun Jepang. Kami berharap mereka dapat menjadi karyawan tetap dan bekerja di perusahaan ini. Namun, sayangnya banyak dari mereka yang memutuskan berhenti begitu mereka lulus sekolah.

Selain itu, banyak staf kami yang merekomendasikan rekan mereka untuk bergabung. Biasanya, mereka adalah pasangan dari warga negara Jepang dan memegang visa permanen sehingga mereka dapat bekerja sebagai pekerja paruh waktu dalam jangka waktu yang relatif panjang. Selain itu, kami juga mulai menerima beberapa pemagang teknis, meskipun jumlahnya masih sedikit.

――Apa hal yang diperhatikan saat wawancara dan penerimaan tenaga kerja asing?

Di perusahaan ini, kami tidak akan langsung menolak pelamar hanya karena kemampuan bahasa Jepang mereka yang kurang.

Perekrutan tenaga kerja, dalam arti tertentu adalah sebuah “taruhan”. Terkadang, seseorang yang awalnya terlihat kurang cocok malah bisa bertahan lama. Oleh karena itu, jika ada orang yang secara kepribadian terlihat serius, meskipun kemampuan bahasa Jepang mereka terbatas, saya percaya mereka akan bisa berkembang jika kami mengajari dan membangun hubungan yang baik dengan mereka.

Banyak tenaga kerja asing yang sebenarnya ingin bekerja, tetapi mereka mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri, terlibat dalam konflik atau disalahpahami karena kemampuan bahasa Jepang mereka yang masih terbatas. Saya memiliki keinginan yang kuat untuk membantu orang-orang seperti itu.

Untuk setiap karyawan yang diterima, saya menjelaskan pedoman dan peraturan perusahaan, serta budaya dan aturan dasar yang ada di Jepang, dan memberi tahu mereka, “Sekarang kamu telah mendapatkan pekerjaan dan bisa hidup dengan baik, selanjutnya berusaha dan bekerja keraslah.”

Setelah mereka mulai bekerja, saya biasanya mengunjungi lokasi mereka setiap hari selama sekitar satu minggu pertama untuk memberikan dukungan secara langsung. Kami telah membuat sistem seperti ini. Bahasa Jepang memang tidak mudah untuk dipelajari begitu saja. Namun, jika mereka mampu menguasai pekerjaan mereka dengan baik, tidak akan ada masalah yang timbul.

Meningkatkan Jumlah Karyawan Tetap Asing

――Apa harapan tenaga kerja asing terhadap perusahaan?

Kami menerima berbagai macam konsultasi, mulai dari masalah hubungan antar karyawan, jadwal kerja, gaji, hingga masalah keluarga. Terkadang kami menanganinya lewat telepon, tetapi sebisa mungkin saya pergi langsung untuk bertemu dengan mereka dan melihat wajah mereka untuk menyelesaikan masalah tersebut secara langsung.

Jika ada permintaan untuk meningkatkan jumlah jam kerja, saya menghubungi masing-masing pengawas lokasi dan berusaha untuk memenuhi permintaan tersebut dalam batas yang wajar, sambil memastikan hal tersebut tidak memberatkan mereka.

Jika ada hal-hal yang berkaitan dengan masa depan, saya akan menghubungkannya dengan atasan, tetapi sebelumnya saya akan memberikan saran kepada mereka “Jika kamu punya tujuan yang ingin dicapai, kamu harus memikirkan dan mempersiapkan apa yang bisa kamu lakukan, supaya saat ditanya, kamu bisa menjelaskannya dengan baik.”

――Bagaimana cara perusahaan mendukung mereka yang ingin meningkatkan karier, seperti menjadi pekerja berketerampilan spesifik?

Di perusahaan kami, ada petugas yang bertanggung jawab untuk pekerja berketerampilan spesifik, yang memberikan bimbingan dan berbagai dukungan untuk mereka yang ingin mengambil ujian dan memperoleh sertifikasi. Saat ini, ada satu karyawan asal Myanmar yang sedang berusaha meraih keterampilan spesifik level 2.

Salah satu peserta program magang teknis angkatan pertama yang bergabung pada tahun 2018 memulai dengan pekerjaan pembersihan hotel. Ia belajar bahasa Jepang dengan giat dan terus meningkatkan kemampuannya, akhirnya memperoleh keterampilan khusus (Tokutei Ginou). Tiga tahun kemudian, ia lulus ujian Tokutei Ginou 2. Sejak tahun lalu, ia mengubah status visanya, dan saat ini bekerja sebagai karyawan kontrak. Ia juga berperan sebagai penerjemah untuk tenaga kerja asing yang baru bergabung serta memberikan bimbingan. Ke depannya, kemungkinan besar ia akan menjadi karyawan tetap.

――Apa yang Anda harapkan dari tenaga kerja asing di masa depan?

Saat ini, ada 4 karyawan tetap asing di perusahaan ini, termasuk saya. Tiga dari mereka masuk sebagai pekerja paruh waktu saat masih mahasiswa dan telah bekerja cukup lama. Salah satunya berasal dari Vietnam dan menjadi karyawan tetap tiga tahun yang lalu, satu orang dari Nepal baru menjadi karyawan tetap tahun lalu, dan satu orang berasal dari Filipina baru saja menjadi karyawan tetap tahun ini. Di perusahaan kami, sangat mungkin bagi pekerja paruh waktu untuk menjadi karyawan tetap. Saya percaya, jika seseorang memiliki kemampuan dan keinginan untuk bekerja demi perusahaan, jumlah karyawan tetap asing seharusnya bisa semakin meningkat.

Tenaga kerja asing yang bekerja di Departemen Pemasaran Tokyo kami terlibat dalam pekerjaan kebersihan di hotel dan sekolah di Tokyo. Namun, untuk pekerjaan seperti pemeliharaan dan pengelolaan gedung dilakukan di area lain dan sebagian besar dilakukan oleh orang Jepang. Meskipun saya rasa ada tantangan dalam hal aturan ketenagakerjaan, kami juga menerima beberapa peserta program magang teknis sehingga mereka yang ingin terlibat di industri pemeliharaan gedung juga dapat memiliki peluang untuk mencapainya.