【Featured Articles No. 3】 Berjalan bersama Pelajar Internasional di Takushoku University
2023.12.12 up

【Featured Articles No. 3】 Berjalan bersama Pelajar Internasional di Takushoku University

Banyak pelajar yang tertarik untuk belajar di Jepang karena kemajuan teknologi medis sainsnya yang terus berkembang pesat, serta keunikan bahasanya yang melibatkan berbagai ekspresi seperti hiragana dan kanji. Kali ini, kami berkesempatan untuk mewawancarai 3 orang mahasiswa dari Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Takushoku University, salah satu universitas yang dikenal memiliki jumlah mahasiswa asing terbanyak di Jepang. Dalam wawancara ini, mereka membagikan motivasi mereka untuk memilih Jepang sebagai destinasi studi, pengalaman sehari-hari di lingkungan kampus, keikutsertaan dalam klub-klub, dan rencana masa depan mereka. Selain itu, mereka juga mengulas fasilitas asrama dan dukungan belajar bagi mahasiswa asing yang sedang menjalani kehidupan studi mereka di Jepang.

▼ Situs Rersmi Takushoku University
https://www.takushoku-u.ac.jp/

Takushoku University, universitas internasional dengan lebih dari 1000 pelajar internasional

Takushoku University memiliki lebih dari 1000 mahasiswa internasional. Mahasiswa-mahasiswa tersebut berasal dari 41 negara dan wilayah (data per Mei 2023, termasuk WNA), beberapa di antaranya termasuk Filipina, Mongolia, Indonesia, Myanmar, Meksiko, dan Kamboja. Penggunaan berbagai bahasa dari berbagai belahan dunia di lingkungan kampus menciptakan suasana di mana mahasiswa Jepang dan mahasiswa internasional dapat merasakan pengalaman pertukaran budaya yang beragam.

Takushoku University berkomitmen untuk mengembangkan “Sumber Daya Manusia Takushoku” yang memiliki “internationalitas”, “profesionalitas”, dan “rasa kemanusiaan”, serta dapat berperan aktif dalam berkontribusi bagi dunia.

Mengapa Para Pelajar Asing Memilih Takushoku University?

Banyak mahasiswa asing yang mendaftarkan diri ke sekolah bahasa Jepang untuk mendapatkan kemampuan bahasa dan pengetahuan seputar budaya Jepang ketika ingin melanjutkan pendidikan di universitas ataupun bekerja di Jepang.
Takushoku University telah direkomendasikan sebagai salah satu universitas tujuan oleh sekitar 300 sekolah bahasa Jepang di seluruh Jepang. Takushoku University sendiri juga menyediakan program pendidikan bahasa Jepang untuk persiapan masuk ke univesitas yakni Bekka Intensive Language Program.

Selain itu, Takushoku University juga telah menerima penghargaan dari “Nihon-Ryugaku Awards” yang diselenggarakan oleh “Association for the Promotion of Japanese Language Education”, sebuah lembaga yang melakukan survei terhadap universitas dan sekolah kejuruan yang menyalurkan para pelajar bahasa Jepang ke univeritas di seluruh Jepang. Takushoku University secara konsisten meraih predikat sebagai universitas swasta terbaik di Jepang bagian Timur dalam kategori Pendidikan Seni Liberal selama 7 tahun berturut-turut sejak tahun akademik 2023, dengan 3 tahun di antaranya menerima grand prize.

・Winner of Nihon-Ryugaku Awards 2021, Universities of East Japan in Liberal Arts Department
・Winner of Nihon-Ryugaku Awards 2023, Universities of East Japan in Liberal Arts Department

*Grand prize diberikan kepada 10 sekolah terbaik di wilayah Timur dan Barat Jepang untuk masing-masing kategori
*Tahun 2022 belum diadakan

Menerima penghargaan pada tahun akademik 2021. Diakui oleh para lembaga pendidikan bahasa Jepang sebagai tempat yang aman bagi mahasiswa internasional untuk melanjutkan studi si universitas.

Wawancara bersama Para Mahasiswa Indonesia!

Nah, tanpa berlama-lama lagi, yuk, kita langsung tanyakan kepada para mahasiswa asing tentang kehidupan sehari-hari mereka ketika menjalani kelas, klub, dan pekerjaan paruh waktu mereka selama di Jepang!
Kira-kira bagaimana kehidupan kampus mereka?


Ahmad Diaz Fitari(Mahasiswa Internasional Tahun Kedua)
Setelah tiba di Jepang pada Maret 2020, ia mengikuti Bekka Intensive Language Program di Takushoku University di Bunkyo, Tokyo, selama dua tahun untuk mempelajari bahasa Jepang. Awalnya, ia tinggal di sebuah share house multinasional, namun kemudian pindah ke sebuah apartemen yang lebih dekat dengan kampus.

Fitari menjelaskan bahwa hobinya adalah traveling, dan ia sangat menyukai Gyuutan di Sendai. Dia sering bepergian untuk meningkatkan kemampuan bahasanya dan bertemu teman-teman melalui game online.

. Bisakah kamu ceritakan alasanmu melanjutkan studi di Jepang?
“Saya senang mempelajari tentang orang-orang dan bahasa dari berbagai negara, dan saya berpikir saya akan banyak menemukan orang-orang tersebut di Jepang, yang tentunya dikenal di seluruh penjuru dunia. Selain itu, pendidikan di Jepang juga sangat baik, dan Ibu saya juga menyukai Jepang. “

Q. Bagaimana kamu menjalani kehidupanmu sebagai seorang mahasiswa di sini?
“Saya masih perlu waktu untuk memahami pelajaran dalam bahasa Jepang, tetapi saya berusaha mengatasinya dengan menanyakan bagian-bagian yang masih belum saya pahami kepada sensei dan mencatatnya dalam bahasa inggris.
Saya juga sempat mengikuti seminar yang dibawakan oleh Profesor Sato Akihiko, yang meneliti tentang perbedaan budaya bahasa, dan saya belajar tentang budaya Inggris melalui The Beatles serta mempelajari pengucapan dengan aksen Inggris. Saya sangat menyukai aksen khas Inggris dan saya ingin bisa berbicara lebih keren dari yang saya bisa saat ini!
Saat hari libur, saya mengisi waktu luang dengan belajar bahasa, termasuk bahasa Jepang dan Inggris, serta bahasa-bahasa lain seperti Korea, China, dan Malaysia. Saya suka pergi ke berbagai negara yang menarik perhatian saya dan merasakan budaya baru.”

. Apakah saat ini ada kegiatan klub yang kamu ikuti?
“Saya bergabung dalam Klub Indonesia dan juga aktif di Klub Badminton.
Di ‘Klub Indonesia’, saya senang berinteraksi dengan orang-orang yang ingin tahu lebih banyak tentang negara asal saya. Saya memiliki banyak teman Jepang di sini dan bahkan pernah mengajak mereka berkunjung ke Indonesia, memperkenalkan mereka kepada keluarga saya.
Badminton sudah menjadi hobi saya sejak saya masih di Indonesia, dan saat ini saya juga bergabung dalam tim di luar kampus yang mengadakan pertemuan sekitar 1-2 kali dalam sebulan.”

. Bagaimana dengan kegiatan di luar kampus?
“Saya bekerja paruh waktu di sebuah toko serba 100 yen di Shinjuku sekitar 3 kali dalam seminggu. Meskipun lokasinya cukup jauh dari kampus, Shinjuku menjadi area yang sering dikunjungi oleh turis dari berbagai negara. Kondisi ini memberikan saya banyak peluang untuk berinteraksi menggunakan bahasa asing, dan sangat membantu dalam peningkatan kemampuan berbahasa saya.”

. Apa rencanamu di masa depan?
“Saat awal masuk universitas saya belum memiliki bayangan akan masa depan, tetapi School of International Studies memiliki banyak kelas tentang isu-isu internasional pada negara berkembang seperti di Asia, Afrika, dan Amerika latin, sehingga saya perlahan mulai memiliki ketertarikan untuk bisa bekerja di organisasi seperti JICA (Japan International Cooperation Agency) atau LSM yang mendukung penanganan masalah pendidikan dan kemiskinan di dunia.
Di tahun kedua, saya memilih ‘International Cooperation’ sebagai fokus studi, di mana saya dapat mendalami pengetahuan mengenai kerjasama internasional, yang merupakan minat utama saya.”


Itulah Fitari, seorang pemuda yang memiliki rasa ingin tahu yang kuat, dinamis, dan penuh energi. Kepribadiannya yang memukau saat bergerak maju menuju impian dan hal-hal yang disukainya.

Fadly (kiri) dan Yonni (kanan) telah menetap di asrama mahasiswa internasional sejak April 2023. Mereka sering berkomunikasi di area bersama seperti ruang TV dan ruang tenis meja.

Yonni Patandung(Mahasiswa Internasional Tahun Pertama
Yonni sempat bersekolah di sebuah sekolah bahasa Jepang di Shizuoka selama 2 tahun sebelum masuk ke Takushoku University. Ia juga menyukai idol K-pop.

Fadly Fauzan(Mahasiswa Internasional, Program Pertukaran Pelajar)
Seorang mahasiswa pertukaran pelajar*1 dari Universitas Dharma Persada, mitra Takushoku University, di Jakarta, Ibu kota Indonesia. Saat ini sedang menempuh pendidikan di Universitas Takushoku sejak semester kedua di tahun kedua (April 2023).

. Bisakah kamu ceritakan alasanmu melanjutkan studi di Jepang?
Yonni Patandung(Mahasiswa Internasional Tahun Pertama
Saya kagum melihat kakak kelas saya di SMA yang saat ini bekerja dengan penuh semangat di Jepang. Saat masih di SMA di Indonesia, saya mengambil kelas bahasa Jepang, dan dari situ, minat saya terhadap Jepang semakin bertambah. Saya pun kemudian mengkomunikasikan keinginan saya untuk melanjutkan studi saya ke Jepang kepada orang tua saya. Ketika membahas rencana pendidikan lebih lanjut dengan orang tua, saya langsung menyampaikan keinginan saya untuk sekolah di Jepang! Setelah tiba di Jepang, selama 2 tahun pertama saya bersekolah di sebuah sekolah bahasa Jepang di Shizuoka. Dari situ, saya mendapatkan rekomendasi dari guru di sekolah tersebut untuk mendaftar di Takushoku University karena fasilitas dan sistemnya yang lengkap, dan saya pun memutuskan untuk masuk Takushoku University.

Fadly Fauzan(Mahasiswa Internasional, Program Pertukaran Pelajar)
Kedua orang tua saya berasal dari Indonesia, namun saya lahir di Jepang karena Ayah saya sering bepergian ke Jepang untuk urusan pekerjaan. Sejak kecil saya sering ke Jepang bersama dengan keluarga untuk bertemu dengan Ayah saya, jadi ada bagian dari diri saya yang merasakan sedikit rasa nostalgia ketika berada di Jepang. Setelah itu pun, saya memutuskan untuk berkuliah di Universitas Dharma Persada di Jakarta. Namun, karena tertarik dengan kehidupan kampus yang digambarkan dalam film dan drama Jepang yang saya tonton di Indonesia, saya pun memutuskan untuk mengikuti program pertukaran pelajar*1 yang dimulai dari semester kedua di tahun kedua saya. Saya menjadi mahasiswa pertukaran pelajar di Takushoku University, dan saya akan tinggal di Jepang hingga bulan Maret 2024.

Q. Bagaimana kamu menjalani kehidupanmu sebagai seorang mahasiswa di sini?
Yonni
Dengan banyaknya mahasiswa internasional, saya bisa berteman dengan orang-orang dari berbagai negara, tidak hanya dengan orang Jepang, sehingga setiap harinya menjadi begitu menyenangkan. Meskipun masih kurang percaya diri dalam beberapa aspek berbahasa Jepang, saya masih dapat terus meningkatkan kemahiran saya. Memasuki tahun kedua, saya mengikuti seminar yang dibawakan oleh Profesor Sato Akihiko, bersama dengan teman-teman saya dari Malaysia untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris saya. Seminar ini tidak hanya membahas tata bahasa dan pengucapan dalam bahasa Inggris, tetapi juga memberikan peluang untuk memahami berbagai aspek lainnya, seperti budaya Inggris. Di hari libur, saya sering menghabiskan waktu dengan mendengarkan musik dan menonton drama Korea.

Fadly
Sebagian besar kelas-kelas yang saya ikuti berfokus pada bahasa Jepang dan sejarah Jepang. Saya banyak berteman dengan mahasiswa internasional lainnya dengan berbicara bersama mereka, baik saat di kelas maupun di kantin. Saya juga bergabung ke dalam kelompok “CAMPUS FRIENDS“, kelompok yang dibentuk oleh para mahasiswa internasional dan mahasiswa Jepang untuk memperdalam hubungan mereka. Kami sering pergi keluar untuk makan atau piknik sekitar dua kali sebulan, dan itu sangat menyenangkan. Kami juga rutin mengadakan rapat laporan kegiatan, jadi sangat menarik untuk mengetahui kegiatan kelompok lain. Di hari libur, saya sering pergi keluar dengan teman-teman asrama. Saya juga sering menggunakan ruang tenis meja di asrama.

. Apakah saat ini ada kegiatan klub yang kamu ikuti?
Yonni
Saya masih memperdebatkan apakah akan bergabung ke dalam klub atau tidak. Karena saya ingin memiliki teman orang Jepang, saya tertarik dengan Klub Indonesia. Saya pikir bergabung dengan klub memberikan lebih banyak kesempatan untuk berkomunikasi daripada di kelas, dan membuat acara-acara di universitas menjadi lebih menyenangkan, jadi saya memutuskan untuk bergabung dengan klub.

Fadly
Saya bergabung ke dalam Klub Penggemar The Beatles. Karena kami bisa meminjam alat musik, saya pun bisa meminjam bass, alat musik yang selama ini ingin saya coba. Biasanya, kami beraktivitas sekitar 2-3 kali seminggu, tetapi karena Festival Gogeki*2 sudah dekat, saat ini kami berlatih hampir setiap hari. Selain itu, saya juga berpartisipasi dalam ‘Klub Indonesia’, dan selama Festival Koryosai*3, kami menjual hidangan Indonesia di stan kami!

.Bagaimana dengan kegiatan di luar kampus?
Yonni
Karena jadwal saya cukup fleksibel, saya bekerja paruh waktu di sebuah minimarket 3 kali dalam seminggu. Beruntungnya, saya pernah bekerja di sebuah pabrik saat masih belajar di sekolah bahasa Jepang, sehingga saya tidak kesulitan dalam berkomunikasi. Meski begitu, toko tempat saya bekerja belum menggunakan sistem self-checkout, sehingga proses pembayaran di kasir cukup sulit.

Fadly
Saya bekerja paruh waktu di minimarket dekat kampus 3 kali dalam seminggu. Masih cukup sulit bagi saya untuk mengingat nama-nama produk dan menaruhnya sesuai rak. Namun saya sudah mulai terbiasa untuk melayani pelanggan dalam bahasa Jepang dan dapat melakukannya dengan lancar.


Baik Yonni maupun Fadli masih mempertimbangkan apa yang akan mereka lakukan setelah lulus, namun mereka juga mempertimbangkan peluang karir internasional di Indonesia dan kemungkinan penempatan di Jepang, sesuai dengan bidang studi fokus yang akan mereka tekuni.

*1
Program pertukaran pelajar yang melibatkan pengiriman dan penerimaan mahasiswa antara Takushoku University dengan universitas luar negeri yang telah menjalin bekerja sama akademis. Saat ini, Takushoku University telah menjalin kerja sama dengan total 15 universitas mitra dari 9 negara di seluruh dunia, dan setiap tahunnya, 1 mahasiswa dikirim oleh masing-masing universitas mitra.
*2
Salah satu dari tiga festival besar di Takushoku University yang diadakan setiap tahunnya pada musim gugur di Kampus Internasional Hachiōji. Festival ini tidak hanya menampilkan pertunjukan drama bahasa asing dari berbagai klub dan ekstrakurikuler, tetapi juga penampilan musik dari klub-klub seperti Klub Jazz, Klub A Cappella, Klub Penggemar The Beatles, dan lainnya sebagai representasi dari kegiatan budaya (klik di sini untuk melihat artikel-artikel terdahulu yang berkaitan dengan Festival Gogeki).

*3
Festival terbesar di Takushoku University yang diadakan setiap tahunnya sekitar bulan Oktober di Kampus Bunkyo. Selain pertunjukan panggung dan pameran-pameran di ruang kelas, tersedia juga stan-stan outdoor yang tentunya tak kalah menarik.

Asrama Mahasiswa Internasional Hachiōji yang Berada di Dalam Area Kampus

Asrama mahasiswa internasional di Kampus Internasional Hachiōji yang berlokasi tepat di dalam gerbang utara kampus.

Selanjutnya, kami mengunjungi asrama mahasiswa di dalam kampus, tempat di mana Yonni dan Fadly tinggal.
Asrama ini merupakan tempat tinggal bagi mahasiswa dari berbagai negara, termasuk dari Indonesia, China, Vietnam, Myanmar, dan Mongolia. Saat ini, nampaknya ada juga 4 mahasiswa Jepang yang berminat untuk mengalami pertukaran internasional dengan tinggal di asrama tersebut sebagai tutor untuk mendukung para mahasiswa internasional.

Yuk, Intip Seperti Apa Isi Kamar Asrama Para Mahasiswa!

Setiap kamar di asrama dilengkapi dengan peralatan rumah tangga dan akses internet yangdapat digunakan secara gratis.
Asrama juga dilengkapi dengan fasilitas seperti ruang serbaguna, ruang komputer, ruang TV, Washitsu (ruang serbaguna bergaya Jepang), ruang musik, dapur, ruang tenis meja, dan masih banyak lainnya. Para penghuni asrama senang saling berinteraksi dengan menonton pertandingan olahraga di ruang TV.

Kamar Fadly yang dilengkapi dengan perabotan sederhana. Semua kamar di asrama merupakan kamar tipe studio berukuran 18 meter persegi.


Meja belajar Yonni. Selain sebagai tempat menyimpan buku-buku yang digunakan selama kelas, meja ini juga digunakan oleh Yonni untuk menampilkan boneka idol K-pop kesukaannya (NCT) dan foto-foto bersama teman-temannya.

Berinteraksi dengan Penduduk Setempat di Momijidai Summer Festival

Selain pertemuan bulanan untuk penghuni, asrama juga menyelenggarakan berbagai acara, rapat, dan kegiatan sosial.

Momijidai Summer Festival, yang diselenggarakan oleh Asosiasi Lingkungan Takao Momijidai yang berdekatan dengan Kampus Internasional Hachiōji (berlokasi di kota yang sama di Hazamamachi), adalah festival tahunan setempat yang diadakan sekitar bulan Juli, di mana masyarakat setempat akan berkumpul dan para mahasiswa asrama akan ikut berpartisipasi.
Festival ini kembali diadakan untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir setelah sempat dibatalkan karena pandemi virus corona, pada hari Sabtu, 22 Juli 2023. Para mahasiswa penghuni asrama ikut berpartisipasi dalam kegiatan arak-arakan Mikoshi, memakai yukata dan membuka stan jajanan.

Para penghuni asrama yang mengenakan ‘Happi’ (rompi tradisional Jepang) berwarna oranye yang merupakan warna utama dari Takushoku University, sambil membawa Mikoshi bersama anak-anak setempat, berarak melalui kota

Para mahasiswa menjual “Lumpia goreng Vietnam” dan “Kimchijeon Korea” di stan jajanan mereka. Festival ini begitu meriah sehingga tiket terjual habis dalam waktu sekitar satu jam setelah dimulai.


Bisa terlibat dalam tradisi budaya Jepang yang unik seperti arak-arakan Mikoshi dan mengenakan pakaian tradisional Jepang happi dan yukata, tentunya menjadi pengalaman berharga yang sangat berarti bagi pada mahasiswa.

Dukungan bagi Mahasiswa Internasional yang Lengkap

Di Takushoku University, terdapat sistem international student support yang komprehensif untuk mendukung mahasiswa internasional yang datang dari seluruh dunia.


Beasiswa untuk Mahasiswa Internasional
Ada tiga jenis beasiswa yang tersedia untuk mahasiswa asing: beasiswa lembaga pemerintah, beasiswa dari organisasi swasta, dan beasiswa yang disediakan oleh Takushoku University. Takushoku University menyediakan beasiswa dengan bantuan sebesar 50.000 hingga 100.000 yen setiap tahunnya, seperti Takushoku University International Student Scholarship dan Takahide Saigo International Student Scholarship.
※Setiap beasiswa memiliki prosedur pendaftaran, persyaratan, dan jumlah kuota penerimaan masing-masing yang berbeda.

Study Tour dan Pengalaman Langsung bagi Mahasiswa Asing
Takushoku University juga menyediakan program study tour selama 2 hari 1 malam untuk mahasiswa internasional tahun pertama dan tahun kedua (di semester pertama) dan pengalaman belajar langsung (di semester kedua) sehingga siswa internasional dapat mengalami dan memahami sejarah dan budaya tradisional Jepang, serta dan memiliki kehidupan yang lebih produktif sebagai mahasiswa asing di Jepang. Ini juga menjadi kesempatan bagi para mahasiswa asing untuk berinteraksi tidak hanya dengan satu sama lain, tetapi juga dengan para guru dan pelajar Jepang.


Prosedur tinggal
Kami menyediakan konsultasi berbagai prosedur, seperti memperbarui kartu izin tinggal dan mendapatkan izin untuk terlibat dalam kegiatan tambahan selain yang diizinkan dalam status tinggal sebelumnya, seperti bekerja paruh waktu bagi pelajar atau mahasiswa.

Dukungan Mahasiswa Internasional yang Masih Terdaftar
・Takushoku University Abroad Program (TUSAP)
Program study abroad yang tersedia dalam jangka pendek (1-5 minggu) dan jangka panjang (5-7 bulan). Di kantor divisi internasional di kampus, terdapat layanan dukungan dan konsultasi study abroad, di mana para mahasiswa dapat berkonsultasi tentang program-program tersebut ataupun terkait study abroad secara umum.

・Beasiswa Pelatihan Individual
Kami menyediakan beasiswa bagi mahasiswa tingkat sarjana yang sedang atau telah mengambil mata kuliah bahasa atau regional tertentu. Program ini tersedia untuk mahasiswa dari tahun kedua hingga keempat untuk menjalani pelatihan praktik individu di negara atau wilayah yang relevan, berlangsung selama 3-8 minggu selama liburan musim panas.



Takushoku University bertujuan mengembangkan ‘Sumber Daya Manusia Perintis’ dengan wawasan global dan keyakinan untuk membuka jalan menuju masa depan.
Lingkungan global, dengan beragam bahasa dan topik penelitian, serta dukungan untuk studi internasional dari universitas ini, memungkinkan para mahasiswa mengejar minat mereka tanpa batasan negara. Ini menjadi faktor utama yang mendukung pencapaian hasil belajar yang baik serta kemampuan untuk membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah.