Kampus Jepang Larang Mahasiswa Pakai Chat GPT!
Beberapa waktu ini penggunaan Chat Generative Pre-Training marak di kalangan masyarakat, atau biasa disebut Chat GPT. Chat GPT merupakan perangkat lunak berbentuk chat bot yang dikembangkan oleh perusahaan OpenAI. AI (Artificial intelligence) dapat membantu memudahkan pekerjaan manusia yang berhubungan dengan teks atau tulisan seperti menulis surat dan copywriting. Sedangkan di kalangan mahasiswa, AI atau kecerdasan buatan ini bisa dipakai untuk menulis esai, makalah, buku, hingga tugas akhir kuliah seperti skripsi, tesis, disertasi, dan artikel ilmiah.
Di Jepang sendiri, para mahasiswa pun banyak yang menggunakan Chat GPT untuk menulis esai, makalah, dan tugas lainnya. Namun, universitas di Jepang mulai membatasi penggunaan chat bot karena kekhawatiran akan kebocoran informasi. Dengan lebih dari 100 juta pengguna di seluruh dunia, aplikasi bertenaga AI (Artificial Intelligence) menjadi semakin populer sehingga timbul kekhawatiran bahwa penggunaan Chat GPT dapat mengakibatkan jawaban yang salah atau pelanggaran hak cipta. Selain itu, ada resiko AI akan memperoleh informasi sensitif dan mengungkapkannya kepada pihak ketiga.
Beberapa universitas besar di Jepang sudah mengambil langkah preventif untuk membatasi penggunaan Chat GPT di kalangan mahasiswa, petinggi universitas juga meminta anggota fakultas untuk mengambil tindakan. Salah satu universitas besar seperti University of Tokyo juga memposting dokumen berjudul About Generative AI, yang juga mengacu pada AI interaktif lainnya, di situs internalnya pada 3 April. Dokumen tersebut menyatakan bahwa “laporan harus dibuat oleh siswa sendiri dan tidak dapat dibuat hanya dengan bantuan AI.