“Haircut Day” di Jepang, Bentuk Protes Wanita ke Pemerintah?
Hari ini merupakan ヘアカットの日 atau “Haircut Day” di Jepang. Tidak tahu siapa yang pertama kali menetapkannya, tetapi hari ini diperingati untuk menghormati hak dan kebebasan wanita dalam memilih gaya rambut.
Pada tahun 1871 (Meiji 4), muncul perintah「散髪・脱刀勝手たるべし」yang berarti “Letakkan Pedangmu dan Potong Rambutmu”. Pepatah ini bertujuan agar masyarakat merapikan diri dan menyisihkan senjata karena tidak dibutuhkan selama masa damai. Dengan berakhirnya era samurai, para pria Jepang mulai mengadopsi gaya Barat dan mengubah gaya rambut dari jambul “chonmage” ke “zangiri cut”.
Meskipun sudah memasuki era baru, wanita Jepang kala itu belum bisa bebas melakukan apapun, termasuk mengubah gaya rambut. Maka pada tahun 1872, Pemerintah Tokyo mengeluarkan larangan memotong rambut kepada wanita karena tidak boleh meniru potongan rambut laki-laki. Bahkan sejak puluhan tahun sebelumnya, wanita wajib melapor ke pemerintah jika ingin memotong rambut. Kalau tidak melapor, maka akan mendapatkan surat pemberitahuan dan teguran. Menanggapi larangan tersebut, para wanita Jepang mulai protes dan menuntut hak kebebasan dalam memilih gaya rambut.
Kemudian, 10 tahun setelahnya para wanita akhirnya mendapatkan hak kebebasan memilih gaya rambut. Ketika Rokumeikan selesai dibangun pada tahun 1883, wanita diperbolehkan mengenakan pakaian Barat. Dua tahun kemudian, Asosiasi Gaya Rambut Wanita (婦人束髪会, fujinsokuhatsukai) didirikan untuk mempromosikan gaya rambut ala Barat. Asosiasi ini dibentuk karena gaya rambut Jepang dinilai tidak higenis karena hanya diminyaki dan jarang dikeramasi. Selain itu, biaya penataan rambut yang mahal membuat banyak orang enggan membongkar tatanan rambutnya. Oleh karena itu, beberapa gaya rambut seperti “Western Agemaki (西洋上げ巻)”, “Western Sagemaki (西洋上げ巻)”, dan lainnya diperkenalkan.