Peringatan Pembukaan Perpustakaan di Jepang
2 April merupakan peringatan pembukaan perpustakaan di Jepang. Pada hari ini di tahun 1872, perpustakaan umum pertama Jepang, “Tokyo Shojakukan” (東京書籍館) dibuka di Auditorium Institut Shoheizaka, Yushima, Tokyo.
“Tokyo Shojakukan” ini merupakan perpustakaan umum bergaya Eropa pertama dan gratis di Jepang. Di dalamnya memuat 10.000 buku yang disediakan oleh Kementerian Pendidikan. Namun karena adanya kendala finansial, perpustakaan umum ini sempat berpindah-pindah hingga akhirnya dipindahkan ke Ueno. Oleh karena itu, namanya berubah menjadi Perpustakaan Ueno. Pada tahun 1897, perpustakaan ini resmi menjadi perpustakaan nasional “Imperial Library” (帝国図書館, Teikoku Toshokan).
Pendirian “National Diet Library”
Usai Perang Dunia II tahun 1947, Parlemen Jepang menetapkan pendirian perpustakaan parlemen sebagai lembaga riset. Oleh karena itu, Perpustakaan Parlemen Jepang atau “National Diet Library (NDL)” (国立国会図書館; Kokuritsu Kokkai Toshokan) dibuka tahun 1948. Istana Akasaka dipilih sebagai lokasi sementara perpustakaan sebelum pindah ke Nagata-cho pada tahun 1961. Gedung utama NDL ini dibuka dengan koleksi sekitar 2.050.000 buku. Karena makin banyak buku dan pengunjung yang berdatangan, gedung tambahan NDL dibangun di sisi utara gedung utama dan rampung pada tahun 1968. Kapasitas ruang penyimpanan juga bertambah menjadi 12 juta buku.
Meskipun demikian, koleksi buku di gedung utama NDL diprediksi akan kembali penuh. Oleh karena itu, NDL membangun gedung utama baru “The Kansai-kan” di Kansai Science City, Seika-cho, Kyoto pada Oktober 2002. Sementara itu, bangunan bekas “Imperial Library” di Taman Ueno direnovasi menjadi “International Library of Children’s Literature” (国際子ども図書館; Kokusai Kodomo Toshokan) atau Perpustakaan Internasional Bacaan Anak. Perpustakaan ini yang dibuka pada Mei 2002 ini menyimpan bahan pustaka untuk pembaca usia 17 tahun ke bawah.
Oh ya, apakah kalian tahu bahwa bahasa Jepang perpusatakaan, yaitu「図書館」(toshokan) dibaca “zushokan” pada Zaman Meiji? Kemudian pada Zaman Taisho, pengucapan “zushokan” berubah menjadi “toshokan” dan digunakan hingga sekarang.