Updated June 26th, 2025
Penanggung Jawab SDM Asset Frontier Co., Ltd.

Lingkungan Kerja yang Aman bagi Muslim serta Dukungan Karir menjadi Tokuteiginou No. 2

Asset Frontier Co., Ltd.
Penanggung Jawab SDM Kantor Pusat Divisi Bisnis Kuliner

Tsukasa Ōsawa

Asset Frontier Co., Ltd. menjalankan berbagai bisnis mulai dari operasi restoran ramen halal “Menya Honolu”, ekspor produk makanan halal, hingga bisnis periklanan untuk pasar Muslim. Perusahaan ini, mempekerjakan sekitar 100 pekerja asing, dengan 90% pelanggannya adalah Muslim.

Kami berbincang dengan Tsukasa Ōsawa, penanggung jawab perekrutan SDM di Divisi Bisnis Kuliner, yang terlibat langsung dalam perekrutan dan dukungan tenaga kerja asing di sepuluh cabang “Menya Honoru” di dalam dan luar negeri, mengenai latar belakang perekrutan Pekerja Berketerampilan Spesifik (selanjutnya disebut Tokuteiginou) dan pandangan perusahaan terhadap tenaga kerja asing.

Pekerja Tokuteiginou Sendiri yang Mengajukan “Saya Ingin Bekerja di Sini”

――Bagaimana awal mula perekrutan pekerja Tokuteiginou?

Pada tahun 2015, kami mendirikan “Menya Honolu”, restoran ramen halal yang menggunakan ayam dan daging sapi Wagyu. Karena masih sedikit restoran halal di Jepang saat itu, mahasiswa asing yang mengetahui keberadaan kami secara alami datang melamar pekerjaan paruh waktu, dan sejak awal operasi, kami menjalankan bisnis ini dengan tenaga kerja mereka.

Kami mulai merekrut pekerja Tokuteiginou sekitar tahun 2020, bermula dari orang berkewarganegaraan asing yang melihat lowongan kerja untuk orang Jepang dan mengajukan, “Saya memiliki visa Tokuteiginou untuk industri makanan, jadi saya ingin bekerja di Honolu.”. Saat mengumpulkan informasi untuk mempekerjakan orang ini, kami berpikir akan lebih baik jika bisa menambah staf asing melalui sistem Tokuteiginou ini, sehingga kami mulai merekrut mereka baik melalui referensi maupun lamaran langsung.

――Dari mana saja biasanya pelamar datang?

Kebanyakan pelamar berasal dari pekerja Tokuteginou yang sudah bekerja di Jepang, dan hampir semuanya beralih dari industri berbeda, contohnya seperti dari manufaktur atau perawatan lansia. Selain itu, kami juga menerima lamaran dari orang-orang yang beralih dari Technical Intern Training Program (Ginoujisshu) ke Tokuteiginou.

Ketika ditanya mengapa memilih perusahaan kami, kebanyakan menjawab karena faktor gaji atau dukungan yang lengkap bagi Muslim. Tampaknya reputasi kami juga menyebar di komunitas orang-orang dengan kewarganegaraan yang sama.

Untuk pekerja paruh waktu, kami mempekerjakan mahasiswa dari berbagai negara di seluruh dunia, terutama dari Asia Tenggara. Banyak orang Indonesia yang bekerja baik sebagai pekerja Tokuteiginou maupun pekerja paruh waktu.

――Apa saja karakteristik pekerja Indonesia?

Saya rasa banyak dari mereka yang serius dalam bekerja. Mereka akan proaktif menegur jika staf lain kurang bekerja keras, dan persentase mereka yang bekerja sebagai pemimpin toko juga tinggi.

Kemungkinan, Jepang dan Indonesia memiliki cara berpikir yang mirip tentang pekerjaan. Misalnya, orang dari Timur Tengah biasanya cenderung mengutamakan agama, sehingga terkadang mereka memprioritaskan keyakinan di atas pekerjaan. Meskipun staf Indonesia juga sangat religius, mereka cenderung lebih toleran dan dapat menerima bahwa “meskipun ini berbeda dari praktik keagamaan saya, ini adalah pekerjaan, jadi tidak apa-apa.” Tentu saja, ini bervariasi tergantung pada prinsip dan cara berpikir individu, dan perusahaan sama sekali tidak bermaksud untuk memaksakannya, tindakan ini berdasarkan pertimbangan mereka sendiri.

Menciptakan Lingkungan Kerja yang Nyaman dan Saling Menghormati Antar Budaya

――Apa saja poin-poin yang ditekankan dalam rekrutmen?

Kami selalu menanyakan tujuan mereka berada di Jepang dan alasan ingin bekerja di perusahaan kami. Semakin jelas mereka dapat menjawab, semakin serius mereka terhadap pekerjaan. Sebaliknya, kami berpikir bahwa orang-orang yang tujuan dan alasannya tidak jelas cenderung memiliki pendekatan yang ambigu terhadap pekerjaan.

Untuk alasan serupa, kami juga memeriksa rencana karier mereka. Kami akan mendengarkan dengan seksama apakah mereka berniat mendapatkan sertifikasi Tokuteiginou tipe 2, atau jika mereka berencana kembali ke Indonesia, apa yang ingin mereka lakukan di negara mereka.

――Bagaimana pandangan terhadap level bahasa Jepang mereka?

Kami mempekerjakan staf yang bahkan hanya memiliki JLPT N4, selama mereka dapat berkomunikasi antar staf. Karena lebih dari 90% pelanggan kami adalah orang asing, kami tidak terlalu menekankan bahasa Jepang. Saya pikir ada juga pekerja Tokuteiginou yang sangat serius dan pekerja keras tetapi tidak begitu lancar berbahasa Jepang. Membatasi peluang rekrutmen hanya berdasarkan kemampuan bahasa Jepang adalah kerugian menurut kami, dan kami ingin menciptakan lingkungan untuk mereka dapat bekerja tanpa kekhawatiran, dengan memanfaatkan fakta bahwa bisnis kami memang banyak melayani orang asing.

Namun, karena saat ini semua manajer kami adalah orang Jepang, apabila mereka ingin promosi posisi, kemampuan bahasa Jepang yang memadai tetap diperlukan.

――Bagaimana sistem pendidikan untuk tenaga kerja asing?

Bagi mereka yang ingin mendapatkan Tokuteiginou no. 2, kami memberikan tanggung jawab tugas manajerial sejak dini, sebagai asisten manajer toko. Agar beban tidak hanya jatuh pada mereka, kami juga telah menyediakan manual dalam bahasa Inggris dan membuat sistem yang memungkinkan distribusi tugas secara efisien juga kepada pekerja paruh waktu.

Karena perusahaan kami memiliki sedikit karyawan Jepang, saya dan manajer tiap daerah secara teratur mengunjungi toko-toko untuk mendengarkan kondisi mereka. Kami akan memeriksa kemajuan studi mereka dan memberikan saran seperti “Mari kuasai keterampilan ini dalam satu tahun,” serta memberikan dukungan untuk persiapan ujian Tokuteiginou no. 2.

――Apa yang Anda perhatikan ketika memberikan instruksi kerja?

Kami berusaha untuk bersikap terbuka dengan menganggap normal bahwa setiap negara memiliki budaya dan cara berpikir yang berbeda. Misalnya, di Jepang, keterlambatan dan ketidakhadiran dinilai sangat ketat, tetapi di antara staf kami ada yang datang terlambat satu jam tanpa merasa bersalah. Pada saat seperti itu, alih-alih langsung memarahi mereka, kami menjelaskan perbedaan persepsi dan membantu mereka memahami bahwa hal tersebut dapat mengganggu operasional restoran.

Tidak memaksakan cara berpikir Jepang secara sepihak, kami bertanya apa yang dianggap tidak pantas dalam budaya mereka, dan berdasarkan itu, kami meminta mereka mematuhi aturan minimum… begitu kira-kira pendekatan kami.

――Apa saja sistem dukungan lainnya?

Kami menyediakan satu kali makan lengkap, dan dua kali makan untuk staf yang bekerja dari pagi hingga malam. Karena makanan adalah salah satu hal yang paling sulit bagi Muslim yang tinggal di Jepang, mereka sangat menghargai kebijakan ini. Yang paling populer tentu saja ramen, tetapi staf yang sudah bekerja lama tampaknya menikmati kombinasi original mereka seperti meletakkan ayam goreng di atas nasi atau menambahkan saus pedas.

Selain itu, kami juga menyediakan ruang ibadah dengan fasilitas wudhu di hampir semua toko kami.

Memberikan Kesempatan Untuk Berkembang Bagi Mereka yang Memiliki Motivasi

――Apa rencana rekrutmen Anda ke depan?

Saat ini, perusahaan kami memiliki delapan pekerja Tokuteiginou, dan hampir semua dari mereka sedang berusaha keras untuk mendapatkan visa Tokuteiginou no. 2. Kami ingin terus memberikan dukungan maksimal kepada mereka sambil melanjutkan kegiatan perekrutan.

Saya pikir jumlah pekerja Tokuteiginou di seluruh Jepang akan terus meningkat di masa depan, karena itu, mendapatkan visa Tokuteiginou no. 2 juga akan menjadi lebih mudah. Saya percaya bahwa “orang yang memiliki motivasi harus diberi kesempatan untuk mencoba”, jadi sebagai perusahaan, kami ingin menciptakan peluang bagi mereka untuk mengembangkan keterampilan guna mencapai tujuan mereka.

Selain itu, kami juga merekrut banyak mahasiswa yang bekerja paruh waktu. Beberapa dari mereka berkata, “Setelah lulus dari sekolah, saya ingin bekerja di Honoru”, jadi kami ingin mendukung orang-orang yang memiliki harapan seperti ini untuk mendapatkan kualifikasi Tokuteiginou.

――Pesan untuk orang Indonesia yang ingin bekerja di Jepang

Saya berharap bagi mereka yang sedikit tertarik dengan Jepang atau yang bermimpi bekerja di Jepang, untuk jangan takut gagal dan terus mencoba. Saya pikir ada banyak perusahaan Jepang yang menciptakan lingkungan yang ramah bagi tenaga kerja asing, jadi jika Anda memiliki tempat yang Anda rasa “Saya ingin bekerja di sini”, sebaiknya segera kirimkan resume Anda terlebih dahulu. Orang dengan motivasi tinggi juga menarik bagi perusahaan.

Selain itu, jika Anda ingin membiasakan diri dengan budaya Jepang, penting untuk memiliki sikap proaktif untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan di sini. Meskipun bergabung dengan komunitas orang yang berasal dari negara yang sama adalah baik, Anda juga bisa mencoba untuk aktif keluar dan menciptakan kesempatan untuk mempelajari dan mengalami budaya Jepang.

Artikel Interview Perusahaan Jepang Lainnya