Updated by May 7th, 2025
Muhammad, Panti Izumi Kamimizo

Pindah Profesi dari Hukum ke Caregiver Demi Bangun Pengalaman Baru di Jepang Usai Lama Bekerja di Indonesia

MUHAMMAD FAHMI ZAIMIR
Kelahiran Tahun 1991 Asal Sulawesi

Otodidak Belajar Bahasa Jepang Hingga Raih Sertifikasi Tokutei Ginou di Bidang Caregiver

Muhammad, seorang lulusan Fakultas Hukum dari universitas negeri di Indonesia yang dulunya bekerja di divisi legal sebuah perusahaan konstruksi di Indonesia semenjak lulus kuliah. Setelah menyelesaikan kontrak kerja selama kurang lebih delapan tahun dan mengundurkan diri, ia menetapkan tujuan baru, yaitu bekerja di Jepang. Ia mulai belajar bahasa Jepang secara otodidak dan berhasil lulus ujian JFT-Basic (Tes Dasar Bahasa Jepang dari The Japan Foundation) hanya dalam waktu tiga bulan, serta memperoleh sertifikasi Tokutei Ginou di bidang keperawatan atau caregiver.

“Saat berpikir untuk membangun pengalaman baru, saya merasa Jepang menawarkan lebih banyak pilihan dibandingkan Indonesia. Melalui televisi, internet, dan YouTube, saya melihat kehidupan orang Indonesia yang tinggal di jepang dan merasa bahwa hal itu sangat menarik. Saya memilih bidang keperawatan karena ingin melakukan pekerjaan yang membantu para lansia yang membutuhkan pertolongan. Selain itu, saya juga tertarik mempelajari budaya dan etika kerja Jepang.”

Muhammad mengetahui informasi lowongan kerja di Panti Jompo Kamimizo Izumi (selanjutnya disebut Panti Jompo Izumi) melalui Facebook. Ia melamar dan tak lama kemudian pewawancara dari Jepang datang langsung ke Indonesia untuk melakukan seleksi. Dari sekitar 20 pelamar, Muhammad berhasil terpilih.

Manfaatkan Ponsel untuk Menghafal Nama Penghuni Panti

Panti Jompo Izumi yang merupakan tempat Muhammad bekerja sejak Oktober 2024 terletak di Kota Sagamihara, Prefektur Kanagawa. Panti ini terdiri dari empat lantai dengan total 90 tempat tidur dan menyediakan berbagai layanan seperti rawat inap jangka panjang maupun pendek, serta daycare, yang bertujuan untuk mendukung kemandirian dan membantu penghuni panti kembali ke rumah.

Selama lima bulan pertama, Muhammad yang berada di bawah bimbingan senior bertugas di lantai empat yang menangani penghuni panti dengan demensia. hal ini karena tugas di lantai tersebut cenderung bersifat rutin dan menuntut interaksi aktif dengan para penghuni. Mulai bulan lalu, ia dipindahkan ke lantai tiga yang merawat pasien dialisis, dan kini ia mulai diberi tanggung jawab untuk bekerja mandiri.

Meski hampir tidak mengalami kesulitan dalam memahami bahasa Jepang secara lisan, Muhammad masih merasa kurang percaya diri dalam percakapan dan membaca huruf kanji. Ia pun berinisiatif mengatasi tantangan ini dengan memanfaatkan fitur penerjemah di ponsel dan cara lainnya.

“Para senior biasanya sangat sibuk, jadi saya berusaha untuk tidak bertanya setiap kali tidak mengerti sesuatu. Saya mencoba berpikir dan menyelesaikan pekerjaan sejauh yang saya bisa. Baik di lantai empat atau tiga, saya sudah menghafal semua nama penghuni panti yang saya tangani. Saya selalu menyapa sambil menyebut nama mereka saat membagikan teh atau cemilan, seperti ‘Pak/Bu XXX, ini kerupuk berasnya, ya’.”

Tinggal Nyaman di Rumah Dekat Tempat Kerja, Hanya Satu Menit Jalan Kaki

Jam kerja di Panti Jompo Izumi terbagi menjadi tiga shift, yaitu pagi, sore, dan malam. Namun, Muhammad yang baru masuk tahun pertama kerja ini hanya dijawadwalkan pada shift pagi, yaitu pukul 07:00—15:45 waktu setempat. Jadwal libur bervariasi tergantung bulan, tetapi sistem kerjanya sudah menerapkan dua hari libur dalam seminggu secara penuh.

“Pekerjaan di bidang caregiver ini adalah pengalaman pertama saya, tapi ternyata tidak sesulit yang dibayangkan. Sekarang saya sudah cukup terbiasa, sehingga sejauh ini tidak ada hal yang menyulitkan. Saya memang suka merawat orang lain sejak dulu, dan saya merasa pekerjaan ini menyenangkan. Dari segi gaji pun, saya merasa puas,” ujar Muhammad.

Muhammad tinggal di sebuah rumah yang berlokasi tepat di sebelah panti, jaraknya hanya kurang dari satu menit dengan berjalan kaki. Di sana, ia tinggal bersama tiga orang senior dari Indonesia. Masing-masing memiliki kamar pribadi, dan mereka memasak makanan sendiri sesuai selera, sehingga kehidupan bersama terasa nyaman tanpa banyak tekanan.

Muhammad juga tertarik dengan makanan Jepang. Sejak sebelum datang ke Jepang, ia sudah menantikan kesempatan untuk mencicipi ramen, sushi, dan aneka makanan manis. Ia juga ingin mengunjungi tempat-tempat terkenal di kalangan wisatawan asing seperti Tokyo Skytree, Shibuya, dan wilayah Tohoku yang dikenal karena salju tebalnya di musim dingin.

“Makanan di Jepang sangat enak dan beragam. Kota-kotanya juga bersih, itulah salah satu hal yang saya suka. Saya belum memutuskan apakah akan mengejar sertifikasi Kaigo Fukushi-shi, tapi saya ingin terus tinggal di sini karena kehidupan di Jepang sangat menyenangkan.”

Related Post