Updated by April 30th, 2025
Nita, Smile Sumairu-Shinyokohama

Usulkan Dukungan Kemandirian untuk Lansia di Tahun Pertamanya Bekerja, Membina Junior demi Menjadi Caregiver Profesional

YUSNITA AL AWIYAH YUSUF
Kelahiran 1997 Asal Sulawesi

Di Group Home, Komunikasi dengan Para Lansia Sangat Penting

Smile Sumairu Shinyokohama merupakan group home yang secara khusus mendukung kehidupan mandiri para lansia dengan demensia. Di fasilitas ini, Nita menjalani tahun keenamnya bekerja sebagai caregiver di Jepang.

Setelah lulus dari Universitas di Indonesia,ia bercita-cita untuk bekerja dalam bidang yang bermanfaat bagi orang lain, dan pada tahun 2020 ia datang ke Jepang sebagai peserta magang atau Ginou Jisshusei. Di panti jompo khusus yang terletak di Prefektur Kagawa, ia memberikan bantuan seperti makan, mandi, dan buang air bagi lansia dengan kebutuhan perawatan tingkat 3 ke atas. Ia bekerja di sana selama tiga tahun, namun merasa kurang nyaman dengan keterbatasan yang ada di daerah pedesaan. Setelah mendapatkan visa Tokutei Ginou, ia memutuskan untuk pindah dan melanjutkan karier di Smile, sebuah fasilitas lansia di Prefektur Kanagawa.

Kesulitan yang ia hadapi saat pertama kali bekerja adalah berkomunikasi dengan para penghuni panti. Di panti jompo khusus tempat ia bekerja sebelumnya, sebagian besar penghuninya hanya bisa terbaring di tempat tidur, sehingga ia jarang memiliki kesempatan untuk berkomunikasi dengan mereka. Namun, setelah pindah ke group home, ia kini lebih sering berinteraksi dan berbincang dengan para penghuni di sana. Meski Nita dapat mengerti apa yang disampaikan oleh para penghuni, ia kerap merasa khawatir apakah mereka juga memahami apa yang ia ucapkan.

Saat ini, ia mampu berkomunikasi dengan para lansia dan menangani telepon dengan baik. Namun, ia tetap berkata, “Saya masih belajar bahasa Jepang.” Di waktu luang, ia pun memanfaatkan waktunya untuk mengikuti kelas bahasa dan belajar seharian penuh.

Mengayomi Junior Asal Indonesia, Baik dalam Pekerjaan maupun Kehidupan Pribadi

Suatu ketika, Nita mempertimbangkan kemandirian penghuni dan mengusulkan, “Karena beliau sudah bisa buang air sendiri, bagaimana jika popoknya dilepas?” Usulan ini pun mendapat dukungan dari para staf.

Banyak lansia penderita demensia sering kali memilih untuk tetap bergantung pada staf, meskipun sebenarnya mereka bisa melakukannya sendiri. Oleh karena itu, mereka harus mengamati kepribadian dan situasi kehidupan setiap individu untuk menentukan tingkat kemampuan mereka dalam hidup tanpa bantuan. Pada tahun pertamanya bekerja di group home tersebut, Nita memahami pentingnya dukungan kemandirian dan dengan tekun berfokus pada tugas-tugasnya, sambil memberikan perhatian penuh kepada para penghuni.

Selain itu, sejak tahun 2023, ia juga berperan dalam membimbing junior asal Indonesia, Lulu Nur Fadhilah (disapa Lulu). Selain mengajarkan Lulu mengenai pekerjaan dan bahasa Jepang, ia juga memberikan perhatian pada kehidupan pribadi Lulu, bahkan sering memberikan saran tentang mencuci dan pekerjaan rumah tangga.

“Saya dapat bekerja dengan tenang berkat berbagai hal yang diajarkan oleh Nita”, ujar Lulu. Tahun ini, Lulu juga akan memiliki junior asal Indonesia. Seperti yang dilakukan Nita kepadanya, Lulu juga bertekad untuk menjadi senior yang dapat mendukung juniornya dalam berbagai aspek.

Daya Tarik Jepang baginya adalah Menikmati Acara Musiman

Di hari liburnya, Nita menghabiskan waktu dengan bermain bersama rekan-rekan kerja asal Indonesia dari tempat kerja yang sama. Mereka sering pergi makan di restoran yang ramah untuk kaum Muslim, yang mereka temukan melalui aplikasi pencari pilihan halal atau Instagram. Bahkan, ada saat di mana mereka pergi hingga ke Osaka untuk mencoba Takoyaki halal.

Mimpinya adalah mendapatkan sertifikasi sebagai pekerja sosial keperawatan dan menjadi profesional dalam bidang keperawatan atau caregiver. Ia tidak hanya mendapatkan dukungan dari perusahaan, ia juga terus berusaha dengan tekun menuju tujuannya dengan mengikuti seminar belajar online dan belajar secara mandiri.

Sebagai penutupan, ia menyampaikan pesan ini kepada sesama orang Indonesia yang ingin bekerja di Jepang

“Jepang menawarkan berbagai acara menarik di setiap musim, seperti hanami di musim semi dan menikmati keindahan daun berguguran di musim gugur, sehingga selalu ada banyak hal seru untuk dinikmati. Meski begitu, musim panas di Jepang ternyata lebih panas dan menantang daripada yang saya bayangkan, musim dinginnya juga sangat dingin. Yang membuat saya terkejut, meskipun begitu, orang Jepang tetap saja mengenakan rok saat cuaca ekstrem tersebut. Mungkin masih banyak perbedaan lainnya yang akan dirasakan, namun yang paling penting adalah mempelajari bahasa dan aturan Jepang dengan baik, serta mempersiapkan diri untuk bekerja.”