Updated by April 22nd, 2025
Direktur dan Kepala Divisi Manajemen SMILE CORP.

"Kunci Adaptasi adalah Lingkungan yang Mendukung Kemajuan Karier" - Ciptakan Lingkungan Bagi Warga Indonesia untuk Berprestasi

SMILE CORP. Direktur dan Kepala Divisi Manajemen

Takashi Kamewari

SMILE CORP. (selanjutnya disebut SMILE) mengoperasikan sekitar 30 fasilitas perawatan keperawatan, terutama di wilayah Kanto dan Shizuoka. Saat ini ada 38 orang Indonesia yang bekerja di sana, dan perusahaan menyediakan fasilitas pendukung yang terperinci baik secara publik maupun pribadi untuk memastikan mereka dapat bekerja dengan tenang.
Kami berbincang dengan Takashi Kamewari, seorang direktur dan kepala departemen manajemen yang terlibat dalam bidang pengenalan dan perekrutan tenaga kerja asing, tentang alasan perusahaan fokus pada Indonesia dan bagaimana cara menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.

Ciptakan Suasana Ramah dengan Membuat “Video Sambutan”

―― Bagaimana Awal Mula Merekrut Tenaga Kerja Indonesia?

Sejak tahun 2018, kami mengalami hari-hari tanpa adanya panggilan telepon meskipun sudah membuka lowongan pekerjaan di dalam negeri, dan kami mulai merasa kekurangan tenaga kerja di industri keperawatan. Saat itu, saya berpikir bahwa akan sulit untuk mengandalkan staf Jepang saja di masa mendatang, lalu saya mulai mempertimbangkan untuk merekrut tenaga kerja asing ketika mengetahui bahwa sektor keperawatan telah dimasukkan ke dalam program pelatihan keterampilan bagi orang asing.

Tahun berikutnya, kami mengunjungi lembaga pengirim di Indonesia, Vietnam, Nepal, dan negara lainnya. Dari berbagai sekolah yang dikunjungi, Indonesia memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan orang-orang di sana juga fasih berbahasa Jepang. Maka, kami memutuskan untuk menerima peserta Tokutei Ginou dari Indonesia terlebih dahulu.

Saat itu, kami belum memutuskan untuk fokus merekrut tenaga kerja dari Indonesia, dan berencana untuk membagi negara sesuai dengan wilayah, seperti Indonesia untuk wilayah Kanto dan Vietnam untuk Shizuoka. Namun, setelah kami mulai menerima peserta Tokutei Ginou dari Indonesia dan Vietnam, ternyata peserta dari Indonesia lebih cepat dalam mempelajari bahasa dan pekerjaan, serta cenderung untuk langsung menjadi tenaga yang siap kerja. Peserta dari Vietnam juga bekerja dengan baik dan kami tetap merekrut hingga angkatan kedua, tapi keunggulan tenaga kerja Indonesia begitu menonjol hingga akhirnya kami memutuskan untuk fokus merekrut tenaga kerja Indonesia di semua wilayah.

Seiring dengan peningkatan perekrutan tenaga kerja Indonesia, kami juga melanjutkan upaya untuk mendukung kehidupan mereka. Kota Yokosuka tidak memiliki masjid atau tempat ibadah, sehingga kami membuka kafe Indonesia ‘HARAPAN’ yang dilengkapi dengan tempat ibadah pada tahun 2022. Awalnya, para sta senior bertugas secara tidak teratur untuk menjaga toko, namun kami menempatkan staf khusus dan secara bertahap menambah berbagai bahan makanan dan menu Indonesia yang dijual di dalam toko mulai Mei 2024.

―― Apa Upaya yang Dilakukan Saat Pertama Kali Menerima Tenaga Kerja Indonesia?

Karena Indonesia memiliki populasi Muslim yang besar, kami memiliki kekhawatiran perihal agama. Pada saat itu, secara kebetulan kami menemukan manga atau komik Jepang berjudul “Satoko to Nada” (diterbitkan oleh Seikaisha) yang menceritakan seorang wanita Jepang dan seorang wanita Muslim yang tinggal bersama. Manga tersebut sangat mudah dipahami dan memberikan petunjuk untuk memahami umat Muslim, sehingga kami meletakkannya di tempat kerja yang akan menjadi lokasi penempatan mereka dan meminta staf untuk membacanya.

Selain itu, kami juga membuat video sambutan untuk menyambut tenaga kerja Indonesia yang akan datang di tiap lokasi penempatan. Hal ini merupakan upaya yang masih kami lakukan hingga saat ini, ketika setiap staf mengirimkan pesan “kami menunggu kedatanganmu!” melalui sebuah video, atau tampil bersama dengan para pengguna layanan fasilitas untuk menunjukkan suasana yang ramah.

Ada dua tujuan utama di balik pembuatan video ini. Pertama, agar video tersebut dapat dilihat oleh tenaga kerja Indonesia dan keluarga mereka yang akan bekerja di SMILE, sehingga mereka merasa lebih yakin dan nyaman untuk bekerja di Jepang.
Tujuan lainnya adalah untuk menciptakan suasana bahwa seluruh staf bisa bekerja sama dengan tenaga kerja Indonesia di seluruh lokasi kerja. Dengan membayangkan siapa yang akan datang dan menyampaikan sambutan dalam bentuk video, secara alami muncul perasaan dalam diri para staf bahwa mereka akan bekerja bersama staf Indonesia.

Pada kenyataannya, staf di seluruh lokasi kerja mulai tertarik dengan budaya dan kebiasaan orang Indonesia. Mereka mulai memikirkan hal-hal seperti “Di mana tempat yang tepat untuk mereka beribadah?”

Kami juga membagikan selebaran pengumuman tentang staf Indonesia yang akan datang dan meminta dukungan kepada pelanggan dan keluarga mereka.

―― Bagaimana Perasaan Saat Menerima Angkatan Pertama Tenaga Kerja Indonesia?

Awalnya, kami berpikir apakah sebaiknya menyiapkan materi dalam bahasa Indonesia atau tidak. Namun, kekhawatiran itu rupanya tidak berdasar karena tingkat kemampuan bahasa Jepang mereka cukup tinggi. Dua minggu setelah bergabung, mereka sudah bisa menulis nama-nama pelanggan yang menggunakan fasilitas layanan pada hari itu dengan huruf kanji. Melihat potensi seperti ini, kami merasa ingin lebih banyak menerima tenaga kerja Indonesia lagi, dan kami juga memberitahukan hal ini kepada perusahaan sejenis lainnya sebagai solusi untuk kekurangan tenaga kerja di industri keperawatan.

Tingkatkan Keterampilan dengan Menjadi “Senior” dan “Junior”

―― Poin Apa yang Ditekankan dalam Perekrutan?

Banyak tenaga kerja asing yang masih muda dan belum memiliki banyak pengalaman kerja, sehingga kami bertanya tentang hal-hal yang ingin mereka coba di Jepang dan apa yang ingin mereka capai di masa depan saat proses wawancara. Selain itu, kami juga bertanya mereka ingin mencapai level mana dalam ujian kemampuan bahasa Jepang (JLPT), apakah ingin mendapatkan sertifikasi sebagai pekerja perawatan atau ‘kaigo fukushishi’ (介護福祉士), dan berapa lama ingin tinggal di Jepang. Meskipun visa Tokutei Ginou no. 1 memungkinkan mereka bekerja selama 5 tahun, kami berharap mereka dapat bekerja dalam jangka waktu selama mungkin.

Namun, kami tidak bisa mengetahui apakah seseorang cocok untuk bekerja di bidang perawatan atau tidak hanya berdasarkan isi wawancara. Oleh karena itu, kami juga memperhatikan kemampuan komunikasi, sikap terhadap pertanyaan, serta ekspresi wajah saat berbicara.

―― Inovasi dalam Pembimbingan

Kami menciptakan hubungan “senior-junior” di antara pekerja Indonesia dan saling mengajarkan pekerjaan. Dengan merekrut pekerja dengan visa Tokutei Ginou sejak angkatan kedua, kami bisa membentuk hubungan ini di lokasi kerja.

Untuk peserta Ginou Jisshu, setiap tenaga kerja asing harus didampingi oleh seorang “pelatih Ginou Jisshu” yang berpengalaman lebih dari 5 tahun. Namun kami tidak memiliki batasan seperti itu bagi pekerja dengan visa Tokutei Ginou, cara mengajarkan pekerjaan diserahkan kepada masing-masing tempat kerja, sehingga tenaga kerja Indonesia bisa mengajar pekerjaan sebagai senior dan junior.

Kami merasa senior yang mengajar cenderung berkembang lebih cepat daripada junior yang diajar, terutama untuk angkatan pertama karena mereka yang pertama kali berada dalam posisi untuk memberikan output dan dan kami terkesan karena perkembangan mereka sangat pesat.

Untuk mempermudah hubungan dengan staf Jepang dan pelanggan, kami menetapkan aturan “tidak berbicara dalam bahasa asing selama jam kerja selain di area belakang.” Rasa khawatir dan pikiran “apakah mereka sedang membicarakan saya?” bisa muncul apabila mereka berbicara dengan kata-kata yang tidak dipahami di depan staf atau pelanggan. Oleh karena itu, kami meminta mereka berbicara dalam bahasa Jepang untuk menghindari masalah seperti itu, dan mereka bisa berkonsultasi dengan bahasa asing di area belakang jika ada hal yang tidak dimengerti. Aktif menggunakan bahasa Jepang juga akan membantu meningkatkan kemampuan bahasa mereka.

Ingin Ciptakan Lingkungan yang Mendukung Perkembangan Orang-Orang Bermotivasi Tinggi, Tanpa Pandang Kewarganegaraan

―― Apakah Ada Sistem atau Dukungan yang Disediakan di Perusahaan?

Selain bantuan biaya pelatihan, kami juga mengadakan sesi belajar kelompok sebelum ujian. Untuk ujian Kaigo Fukushishi, kami menyediakan sesi persiapan dan ujian simulasi untuk seluruh staf, termasuk staf Jepang. Sesi belajar dilakukan oleh pengajar yang memiliki pengalaman mengajar di sekolah kejuruan. Karena tenaga kerja asing yang dapat mengikuti ujian ini sudah mahir berbahasa Jepang, mereka dapat memahami materi dengan baik meskipun dalam kelas umum.

Perihal kenaikan gaji, kami juga memiliki sistem kenaikan gaji berdasarkan penilaian kinerja selain kenaikan gaji tahunan yang sama seperti staf Jepang. Selain itu, gaji tenaga kerja asing akan naik setelah memperoleh sertifikat JLPT N2.

Kemudian pada waktu Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran, kami berusaha untuk memudahkan mereka mengambil cuti dengan berkonsultasi terlebih dahulu dengan pengelola tempat kerja.

Dalam agama Islam, ada bulan puasa yang disebut “Ramadan”, dan setelah itu ada “Lebaran”. Hal ini mirip dengan perayaan Tahun Baru di Jepang, banyak tenag kerja Indonesia yang beragama Islam mengambil cuti untuk pulang kampung atau bersosialisasi dengan teman-teman. Karena waktu Ramadan berubah setiap tahun, kami sebisa mungkin memberi tahu pengelola untuk mengakomodasi cuti untuk Lebaran bagi mereka.

Namun, ada kalanya mereka tidak bisa cuti sesuai harapan karena terbatasnya jumlah tenaga kerja. Oleh karena itu, kami juga memberi tahu mereka bahwa perusahaan akan berusaha memberikan cuti walaupun tetap meminta diskusi lebih lanjut tergantung situasi.

―― Bagaimana Prospek di Masa Depan?

Sejak tahun lalu, akhirnya ada staf yang bisa mengikuti ujian Kaigo Fukushishi. Ke depannya, kami ingin menambah orang yang telah mendapatkan sertifikasi ini dan memperkenalkannya sebagai contoh model ke perusahaan lain di industri yang sama.

Demi mempertahankan tenaga kerja asing dalam jangka panjang, memiliki pemikiran “bagaimana mereka bisa mengembangkan karier di Jepang” tentu sangat diperlukan. Lima tahun lalu, sebagian besar tenaga kerja datang sebagai peserta Ginou Jisshu dengan motivasi kerja untuk mengirimkan nafkah kepada keluarga dan sudah dipastikan akan kembali ke negara asal.

Namun kini, seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan Vietnam, semakin banyak tenaga kerja yang datang ke Jepang setelah mempertimbangkan bagaimana mereka ingin bekerja. Beberapa dari mereka bahkan datang dengan keinginan yang sangat kuat untuk memperoleh sertifikat Kaigo Fukushishi agar bekerja di Jepang lebih dari lima tahun. Kami sangat berterima kasih jika orang-orang seperti ini bisa menetap dalam waktu yang lama.

Dengan bekerja dalam jangka panjang, mereka bisa menemukan kesenangan dalam membimbing junior, merasakan tantangan sebagai kepala fasilitas atau pemimpin unit, dan sebagainya. Oleh karena itu, kami ingin menunjukkan karier apa yang bisa mereka tuju di dalam perusahaan.

SMILE juga menjalankan bisnis penyediaan tenaga kerja, sehingga beberapa tenaga kerja asing yang datang ke Jepang sebagai peserta Ginou Jisshu kini mendapatkan visa gijinkoku atau engineer dan bekerja sebagai penerjemah. Kami berharap bisa menambah lebih banyak lagi contoh kasus seperti ini.

―― Apa Harapan Anda Terhadap Tenaga Kerja Indonesia?

Saat ini, perekrutan anak-anak muda Jepang menjadi sangat sulit, sehingga kedatangan muda-mudi Indonesia menjadi harapan besar bagi kami.

Sekarang, kami berharap orang-orang yang berprestasi bisa mengembangkan karier tanpa pandang kewarganegaraan. Kami ingin menciptakan lingkungan yang mendukung siapapun, baik Jepang atau asing, dan mendapatkan kesempatan yang setara. Melihat tenaga kerja Indonesia yang bekerja di SMILE, kami merasa bahwa tidak ada yang mustahil bagi mereka untuk menjadi seorang manager di masa depan. Beberapa staf Indonesia yang telah bekerja lama di lapangan bahkan memberi saran seperti “orang ini ingin buang air besar, mari kita lepas popoknya.” Kami merasa wajar saja apabila orang-orang seperti mereka akan mengambil posisi dengan tanggung jawab tinggi di masa mendatang.