Arak-Arak Kuil Portabel di Jepang
Jika pernah menghadiri festival Jepang, pasti pernah melihat segerombolan orang membawa semacam kuil mengelilingi area festival. Kira-kira apa namanya, ya?
Kuil tersebut disebut “mikoshi“. Mikoshi (神輿; みこし) merupakan tandu religius yang sakral berbentuk replika Kuil Shinto yang bisa diarak keliling oleh banyak orang ke penjuru kota. Di Jepang sendiri, mikoshi merupakan sebuah ritual yang dilakukan pada saat festival atau matsuri, biasanya sebagai tanda terima kasih atas hasil panen yang baik dan sebagai permohonan agar diberikan panen yang baik lagi pada tahun yang akan datang.
Membawa mikoshi bukan hal yang mudah, karena biasanya berat kuil portabel ini mencapai 1,5 ton. Mereka yang bertugas membawa mikoshi akan meneriakkan “soi ya.. soi ya..” bukan hanya sebagai aba-aba supaya bisa berjalan kompak, tetapi orang Jepang percaya bahwa teriakan tersebut dapat memberikan kekuatan agar dapat mengangkat dan mengarak mikoshi. Selain teriakan, ada tabuhan taiko yang mengiringi arakan mikoshi. Gendangan taiko yang kuat dipercaya oleh masyarakat Jepang dapat memanggil para Dewa untuk turun ke Bumi dan beristirahat di dalam mikoshi.
Oh ya, anak-anak juga diperbolehkan untuk mengangkat mikoshi, lho! Ada mikoshi berukuran kecil khusus anak yang bisa dibawa berkeliling, tetapi jarak tempuh pengarakan lebih singkat. Kegiatan ini dibantu dan diawasi oleh orang-orang dewasa.
Di Indonesia sendiri, mikoshi kerap menjadi daya tarik utama di festival Jejepangan. Umumnya akan ada puluhan volunteer yang bertugas mengarak mikoshi mengelilingi area festival.