Kegiatan Tahunan di Jepang Ternyata Main Layangan?
Tradisi yang telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu tentunya menjadi warisan berharga dari nenek moyang, seperti ritual, festival, atau bahkan permainan. Di Jepang sendiri, ada beberapa permainan tradisional yang masih dilakukan oleh masyarakat dalam rangka merayakan suatu perayaan atau tradisi. Salah satunya ialah “Takoage”.
Takoage (凧揚げ) memiliki arti “layang-layang”. Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun saat akhir musim semi, tahun baru, dan hari libur. Selain itu, Takoage juga dilaksanakan pada saat Honen Matsuri atau Festival Panen sebagai bentuk rasa terima kasih atas panen yang baik.
Masyarakat Jepang tidak menganggap Tako sebagai layang-layangan biasa, tetapi dianggap sebagai karya seni dan budaya yang bernilai tinggi dan patut dilestarikan. Oleh karena itu, pemerintah memberikan subsidi terhadap para seniman layang-layang, serta menyediakan Museum Tako no Hakubutsukani di Tokyo sebagai tempat untuk mengabadikan layang-layang tersebut.
Selain itu, Jepang memiliki Festival Hamamatsu yang dilaksanakan di tanggal 3-5 Mei tiap tahunnya untuk merayakan kelahiran anak. Festival yang berlangsung di Kota Hamamatsu Prefektur Shizuoka ini diikuti oleh lebih dari ratusan ribu orang, menerbangkan banyak layangan dan berkompetisi di sana. Sama seperti permainan layang-layang di Indonesia, peserta Festival Hamamatsu bertarung untuk saling memutus tali layangan lawan dengan gesekan.